Marina, Kutemani Dirimu Hanya di Facebook

Marina, kutemani dirimu hanya di facebook - Tiba-tiba Irwan tersenyum sendiri. Ternyata Marina masih online sampai di tengah malam buta ini. Di foto profil melingkar nama Marina, terlihat tanda radio button warna hijau. Pertanda penggunanya sedang online. Tidak hanya Marina, puluhan teman lain juga masih online.

Tadi, Irwan tersentak bangun. Seperti biasa ia menjangkau ponsel di sisi berbaringnya. Kemudian membuka aplikasi facebook messenger.

"Marina, apakah kamu juga terbangun di tengah malam ini seperti aku? Atau kamu masih belum tidur dari tadi karena masih menyelesaikan pekerjaan?" Irwan bertanya membatin.

Ingin Irwan mengetikkan sesuatu kata untuk menyapa Marina. Tapi urung. Ia tak mau Marina merasa malu karena ketahuan online sampai tengah malam. Atau bahkan Marina merasa terganggu dengan pesan chat yang akan diketiknya.

Oh...ternyata Marina sudah offline tiga menit yang lalu. 

Irwan meletakkan ponselnya kembali.

Selalu begitu. Setiap akan mengetik pesan chat untuk Marina selalu urung. 

Sudah lama pria duda itu menaruh 'rasa aneh'  dan tak wajar terhadap Marina. Tapi ia jadi takut. Merasa bersalah. Marina sudah ada yang punya! 

Seandainya wanita itu sudah janda atau masih gadis. Tentulah Irwan tidak penakut seperti sekarang ini.

Tak sengaja tangan Irwan menyentuh smartphone yang tergeletak di sisinya. Spontan tangannya meraih dan ingin membuka facebook messenger

Tiba-tiba jantungnya berdegub kencang. Tangannya gemetar bak tersengat arus listrik tegangan rendah. 

"Bapak belum tidur juga?" pesan chat Marina.

"Kebetulan, tadi bapak terbangun, Marina. Kamu kenapa masih online? Masih menyelesaikan pekerjaankah?" balas Irwan di pesan chat untuk Marina.

"Dari tadi saya belum tidur, pak..." balas Marina langsung.

"Kenapa?"

"Nggak tau deh, pak..." 

"Kalau begitu bapak temani Marina di facebook, ya?"

"Terima kasih, pak. Tapi... kita bisa telat kerja besok pagi, pak..." 

"Iya ya, kamu benar... Kamu tidur duluan ya, Marina?"

"Oke, pak. Sampai jumpa besok pagi di tempat kerja. Selamat malam, pak..."

Irwan tersenyum lega. Setelah mematikan gadget smartphone ia segera tertidur. 

Paginya, Irwan berangkat kerja seperti biasa. 

Di depan kantor ia melihat motor Marina terparkir.

 "Syukur, Marina tidak terlambat datang" 

Marina terlihat sudah bergabung bersama teman kerja lainnya.

Irwan pura-pura tidak melihat Marina. Seakan tidak terjadi apa-apa. Sikap ini mengindari agar rekan kerja lain tidak curiga.

Setelah menaruh tas di meja, Irwan duduk dan bersandar di sandaran kursi. Ia berusaha menenangkan pikiran. 

Bagaimana pun, ia akan berusaha untuk menyembunyikan perasaannya. 

Marina tak boleh tahu, apalagi rekan kerja. Ia akan berusaha bersikap biasa-biasa terhadap Marina.

"Biarlah rasa ini kupendam sendiri dalam hati. Dalam diam, aku akan mengagumi dirimu. Di facebook, aku akan menemani dirimu tanpa kamu sadari sekalipun. Entah sampai kapan." Irwan membatin.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel