Nasib Pendidikan di Era Pandemi (Bagian Pertama)

Pengantar | Artikel pendidikan yang dikirim saudara Badri Tamami, Pengurus Komisariat PMII UIA Bekasi dengan judul Nasib Pendidikan di Era Pandemi disajikan dalam dua bagian artikel dan disesuaikan dengan persyaratan dan format penerbitan matrapendidikan.id (Admin).

Sebagaimana diketahui pandemi covid-19 sudah merebak ke seluruh dunia sejak Januari 2020 silam. Indonesia sendiri mulai terinfeksi pada awal Maret 2020. Sepanjang 1 tahun lebih pandemi covid-19, banyak hal yang terjadi di berbagai belahan dunia, mulai dari situasi wabah hingga status terkini soal vaksinisasi.

Hampir seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia ini menyebabkan kepanikan luar biasa bagi semua masyarakat, juga meluluh lantakkan seluruh sektor kehidupan.

Pemerintah Indonesia pun mengambil kebijakan social distancing dimana warga harus menjalankan seluruh aktivitasnya di rumah saja. Kebijakan social distancing ini sangat jelas berdampak khususnya dalam dunia pendidikan yang terdampak imbas sangat besar sampai akhir ini.

Hampir tidak ada yang menyangka, wajah pendidikan berubah drastis akibat pandemi, dimana yang biasanya sekolah-sekolah dilaksanan dengan tatap muka atau biasa dilakukan di ruang kelas-kelas pada saat ini, dilaksanakan dengan cara virtual atau sering disebut daring, sekolah tatap muka secara langsung belum dibolehkan.

Karena itu kebijakan physical distancing untuk memutus wabah mata rantai Covid-19, memaksa perubahan dari pendidikan formal menjadi sistem online. Maka dari itu kita dituntut untuk beradaptasi, jangan sampai hal ini malah menyurutkan semangat belajar menurun. Sebab pandemi, sangat sungguh di sayangkan jika generasi penerus bangsa juga menurun semangat belajarnya. Kemampuan membaca medan, kecerdikan melihat kesempatan, dibutuhkan di tengah wabah.

Tantangan pandemi

Banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi dalam pendidikan di masa pandemi diantaranya :

Guru dituntut untuk berfikir kreatif dan inovatif dalam memberikan pembelajaran secara daring. Sehingga anak-anak tidak jenuh dalam menerima pembelajaran tersebut, bagaimana tingkat pemahaman anak atas materi-materi yang telah disampaikan secara daring. 

Misalnya melalui dialog interaktif antara guru dan anak, menimbulkan tingkat pemahanan anak atas materi yang baik. 

Inspirasi menjadi kunci, agar semua mau beradaptasi. Bahu-membahu memperbaiki negeri, bersama-sama mengabdi tanpa henti. 

Disamping itu seharusnya pemerintah harus berperan dalam memberikan pelatihan kepada tenaga pendidik yang ada serta merekrut tenaga-tenaga pendidik yang berkualitas. 

Tidak kalah penting pemerintah juga semestinya memberikan fasilitas media pembelajaran untuk tenaga pendidik. 

Disamping itu juga mestinya pemerintah membuka pendidikan tatap muka juga tetap menjalankan protokol kesehatan dengan skema 50% atau misal dalam 1 kelas ada 30 anak, yaa tinggal dibagi saja menjadi 2 bagian atau 2 sesi. 

Lagi pula sektor yang lain saja sudah dibuka, masa iya sektor pendidikan masih terus begini?

Kita juga sadar akan bahayanya virus ini tapi kita juga sadar akan pentingnya pendidikan ini. Inilah pengajaran yang memanusiakan manusia bukan  pendidikan yang mengkerdilkan siswa.

Sehingga walau di masa pandemi tetap menghasilkan pendidikan yang berkualitas, tercipta generasi unggul penerus bangsa.... ***(Bersambung)

Simak sambungannya disini!

Nasib Pendidikan di Era Pandemi (Bagian Kedua)

Pengirim : Badri Tamami (Pengurus Komisariat PMII UIA)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel