Semarak Suasana di Malam Takbiran

Semarak suasana di malam takbiran - Tidak lama berselang usai sholat Isya. Terdengar gema takbiran dari corong pengeras suara sebuah mobil yang berpawai dari rumah saya. Kebetulan rumah tempat tinggal saya sekitar 50-an meter dari pinggiran jalan kabupaten, Sitangkai - Balai Tengah, Lintau Buo Kab. Tanah Datar Sumatera Barat.

Suara hiruk pikuk kendaraan bermotor juga terdengar jelas. Menggerakkan saya untuk ikut menyaksikan keramaian di malam takbiran menyambut Idul Fitri 1 Syawal 1442 H yang jatuh esok hari Kamis, 13 Mei 2021.

Cuaca begitu cerah.

Dengan mengenakan masker pengaman saya segera keluar rumah mengendarai motor. Ditemani putri saya, Widya yang juga sudah siap dengan kamera androidnya untuk mengabadikan momen malam takbiran.

Oh, saya lebih cenderung memilih jalan arah Pangian - Tigo Jangko - Taluk. Alasannya sangat logis, jalan pada jalur tersebut cukup bagus dan lurus.

Berbeda jika memilih jalur Pangian - Buo - Lubuk Jantan - Tepi Selo - Balai Tengah. Jalan kabupaten menuju Payakumbuh tersebut tidak cukup bagus ditempuh dalam suasana keramaian dan kepadatan lalu lintas.

Sampai di pasar Balai Jumat, saya begitu tercengang. Berhenti sejenak. Begitu ramainya orang berbelanja di pertokoan dan kedai di pinggir jalan sehingga lalu lintas sedikit macet.

Sementara itu langit Balai Jumat nampak berwarna-warni oleh kembang api. Terdengar letupan-letupan dari kembang api yang mengembang di udara.

Saya meneruskan perjalanan menuju jalan lurus arah ke Nagari Taluk. Tak lupa singgah di pinggir jalan, persis di depan Puskesmas Lintau Buo II. Nampak sepi!

Selanjutnya meneruskan ke Simpang Tugu Kulit Manis Taluk. Di seputaran lokasi ini tidak seramai di Balai Jumat.

Saya berbalik arah setelah menyadari kalau di Nagari ini tidak semuanya akan mulai lebaran besok hari. Pantasan agak lengang di jalanan.

Sampai kembali di Balai Jumat, ternyata suasana semakin ramai. Saya berhenti karena putri saya ada keperluan membeli sesuatu di salah satu toko.

Beberapa menit kemudian saya sampai kembali di rumah. Ketika hendak beranjak malam terdengar sirine dan suara pemberitahuan dari petugas. 

Dari pengeras suara terdengar himbauan petugas untuk mengenakan masker pengaman.

Saya hanya tercenung. Larangan untuk berpawai dan anjuran untuk tidak berkumpul di masjid pada tahun lalu.

Sepertinya dicurahkan pada tahun ini, apalagi pemerintah memberikan kelonggaran dimana pada tingkat kenagarian atau jorong dibolehkan untuk menyelenggarakan sholat Ied di masjid maupun surau dan lapangan terbuka.

Malam takbiran tahun ini begitu semarak dan ramai!

Jika melaksanakan sholat Ied di masjid atau di lapangan terbuka. Tentunya dengan persyaratan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. 

Mengenakan masker, berwudhuk di rumah, membawa sajadah ataupun alas sholat masing-masing, tidak bersalaman usai sholat Ied dan langsung pulang ke rumah masing-masing.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel