Kesiapan Pendidikan Indonesia Menuju Era Society 5.0
Kesiapan pendidikan indonesia menuju era society 5.0 - Pendidikan merupakan hal yang paling krusial dalam suatu bangsa, tidak terkecuali bangsa Indonesia. Saat ini tujuan dari Pendidikan Indonesia adalah menciptakan output dengan daya saing tinggi serta dapat memanfaatkan teknologi secara maksimal.
Tujuan ini tercipta supaya generasi terdidik mampu beradaptasi dengan era yang akan dihadapi yaitu era society 5.0. Tidak hanya terfokus untuk menghasilkan output yang berkualitas, melainkan baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan sangat berpengaruh atas kemajuan Pendidikan.
Pendidikan sekarang masih dalam era 4.0 dimana digitalisasi Pendidikan sangatlah berpengaruh besar atas inovasi Pendidikan yang diterapkan saat ini.
Kemudian, bagaimana Indonesia menghadapai era society 5.0? Persiapan apa saja yang diperlukan? Serta bagaimana kontribusi yang kita berikan terhadap bangsa Indonesia?
Dari kesekian pertanyaan yang timbul tentu tidak lengkap ketika kita tidak memikirkan bahwasannya setiap kebijakan yang diterapkan memiliki dampak yang besar terhadap Pendidikan Indonesia; kemajuan atau kemunduran yang akan kita peroleh?
Sekarang Indonesia telah mencapai sebuah tatanan masyarakat di era revolusi 4.0. dimana digitalisasi sistem membantu pelaksanaan segala sistem di Indonesia.
Dalam pelaksanaan yang serba digital ini, menyebabkan perkembangan internet di seluruh bidang kehidupan (Internet Of Things) dapat dikategorikan pesat.
Tak terkecuali bidang Pendidikan, dulu dalam proses belajar mengajar dilaksanakan secara tatap muka, tapi kini pembelajaran dapat dilaksanakan dengan kelas online atau media online pendukung proses belajar mengajar, seperti : e-learning, zoom, google classroom, dsb.
Adanya internet menurut (Risdianto, 2019) adalah pemerintah Indonesia mulai tahun 2017 menerapkan tiga jenis literasi (salah satunya literasi digital) dalam menghadapi revolusi industry 4.0. literasi digital yang dimaksud bukan hanya dalam lingkup sarana membaca melainkan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan analisis terhadap kebenaran suatu hal sehingga dapat menghindari hoax yang beredar dimasyarakat.
Tuntutan siswa untuk berfikir kritis di era revolusi 4.0 menuntun terbentuknya bentuk pembelajaran baru yaitu case base learning. Case base learning adalah pembelajaran berbasis kasus, disini siswa dituntut mencari solusi dari sebuah masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari sehingga, dalam kehidupan sehari-hari siswa diharap dapat memberikan solusi atas masalah mereka.
Tuntutan ini tidak dibebankan kepada murid saja melainkan juga dibebankan terhadap guru yang dituntut untuk menguasai teknologi.
Tetapi dalam kenyataannya media literasi untuk guru belum dikatakan memadai serta koneksi internet yang belum merata dan stabil.
Dalam hal ini sebagai evaluasi untuk melanjutkan Era Society 5.0 diharap pemerintah lebih memperhatikan pemerataan pembangunan dan fasilitas Pendidikan sehingga dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan sistem ini dapat merata di seluruh Indonesia.
Era society 5.0 merupakan kelanjutan dari tatanan kehidupan 4.0 dimana di era society 5.0 diharapkan masyarakat lebih nyaman dan berkelanjutan.
Era society merupakan sebuah konsep yang mampu menjadikan manusia hidup dengan teknologi. Era society 5.0 ini merupakan konsep yang diciptakan negara jepang pada tahun 2019 yang disampaikan saat forum internasional di Davas, Swiss sebagai lanjutan dari era revolusi 4.0. Dimana teknologi era 5.0 menggunakan basis big data dan robot untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Era revolusi 4.0 yang lebih mengutamakan teknologi dalam bidang bisnis, di era 5.0 ini terciptanya sebuah nilai baru, yaitu di era ini kecanggihan teknologi dapat dinikmati semua kalangan tanpa terkecuali.
Dengan kata lain, tujuan utama penerapan era society 5.0 adalah menghilangkan kesenjangan sosial yang terjadi di suatu negara.
Tapi dalam lingkup Pendidikan jangan menyalahartikan bahwasanya dalam pelaksanaannya, tenaga pendidik diganti dengan robot, melainkan proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja baik adanya pengajar atau tidak dapat kita katakan terlaksananya Pendidikan yang fleksibel.
Dengan kriteria yang harus dimiliki diabad 21 ini yaitu creative, critical thinking, communication, emotional, intelligensce, enterpreneurship, global citizenship, problem solving, team-working.
Apakah Pendidikan Indonesia siap menuju era society 5.0? Untuk memepersiapkan era society 5.0 ini Pendidikan Indonesia dapat melakukan beberapa cara diantaranya : perbaikan infrastruktur, dimana pemerintahan berusaha meningkatkan pemerataan pembangunan dan perluasan koneksi internet di seluruh wilayah Indonesia, karena seperti yang kita tahu belum seluruh wilayah di Indoesia sudah terjangkau dengan koneksi internet yang stabil.
Yang kedua dilihat dari faktor kesediaan SDM terutama pengajar, mereka harus memiliki keterampilan dibidang digital dan berfikir kreatif seperti yang diungkapakan oleh Zulfikar Alimmudia, Director of HAFECS yang menilai bahwasannya di era masyarakat 5.0 ( society 5.0 ) guru dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis dalam mengajar di kelas.
Dalam lingkup pemerintahan, pemerintah harus dapat menyikronkan antara pendidikan dan industri sehingga para lulusan baik dari kalangan mahasiswa atau sekolah dapat langsung mendapatkan pekerjaan, sehingga angka pengangguran otomatis berkurang.
Terakhir yaitu teknologi sebagai media belajar mengajar.
Menristek Dikti, Muhammad Nasir menambahkan bahwasanya ditingkat Pendidikan tinggi, Pendidikan berbasis komputer sangatlah ditekankan dengan tujuan untuk mempermudah dalam penentuan program studi yang sesuai dengan kemampuannya.
Diharapkan juga pada tingkat perguruan tinggi dapat memanfaat berbagai media untuk membantu proses belajar mengajar, serta para elemen Pendidikan baik dosen ataupun mahasiswa dapat memanfaatkan internet of things (IoT), adanya media ini diharapkan mempermudah komunikasi antara dosen dan mahasiswa.
Tidak hanya itu pemanfaatan virtual reality dalam pembelajaran dapat membantu mahasiwa untuk memahami materi-materi yang membutuhkan praktek langsung.
Virtual reality adalah simulasi digital berbentuk 3D yang sesuai dengan kondisi nyata. Misalnya simulasi menerbangkan pesawat sebelum penerbangan nyata dilakukan.
Tidak hanya itu, dalam mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran di era 5.0 dapat dimanfaatkan teknologi mechine learning yang tertanam artifical intelligence. Contoh : Google Asistent, Siri, dll.
Dengan adanya sistem ini para pelajar lebih mudah dalam pengaksesan data. Dalam sistem ini data yang disajikan tidaklah data mentah melainkan data yang sudah diproses dan informatif bagi para pengguna.
Di era society 5.0 tentu dalam masalah perkembangan teknologi sudah tidak dipertanyakan lagi. Menggunakan teknologi dangan bijak merupakan sikap yang harus kita miliki untuk menghindari dampak negative yang ditimbulkan.
Perkembangan teknologi diimbangi dengan akses internet yang cepat memudahkan dalam akses ke media online.
Jangkauan media online yang luas menimbulkan beberapa kekawatiran karena tidak sedikit para pelajar mengakses sesuatu yang negatif, seperti pornografi, baik hanya gambar ataupun video yang disebarluaskan di internet.
Hal tersebut menyebabakan degredasi moral pelajar dimana mereka nantinya akan menjadi penerus bangsa. Sehingga, dalam mengihindari terjadinya hal itu pendidikan karakter harus diberikan disela-sela pembelajaran, tidak hanya guru yang berpartisipasi akan hal ini.
Dari lingkungan keluarga diharapkan untuk mengontrol segala aktivitas yang dilakukan dan dari segi linkungan masyarakat diharapkan dapat memberikan pengawasan karena dari lingkunganlah peserta didik membentuk karakternya.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang diharapkan pada era society 5.0 diharapkan manusia dapat mengontrol penuh akan teknologi untuk kemaslahatan bersama.***
Riwayat Hidup
Assalamaualaikum wr,wb
Nama : Dinda Anggraini
Status Pendidikan: Mahasiswa
Instansi : UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur
Nomer HP: 082116737512 / WA : 085815443340