Kualitas Pendidikan Alami Penurunan di Masa Pandemi?
Kualitas pendidikan alami penurunan di masa pandemi? - Dua tahun sudah Pandemi Covid 19 melanda ditengah tengah kita. Dengan kondisi saat ini, membawa rasa takut pada diri manusia di muka bumi, tak terkecuali pada dunia pendidikan.
Dunia pendidikan yang merupakan pondasi pengembangan sumber daya manusia juga terkena dampak dengan adanya pandemi.
Akibat pandemi ini, pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka kini beralih pada pembelajaran jarak jauh atau dalam jaringan (daring).
Siap atau tidak siap para peserta didik dan tenaga pendidik harus menyesuaikan dan menerima metode belajar secara daring sebagai satu satunya solusi dalam pelaksanaan KBM.
Pada konteks pendidikan di masa pandemi ini, kualitas pendidikan perlu ditanyakan. Keraguan akan kualitas pendidikan semakin menurun pun mulai mengemuka.
Menurut Yusra Tebe, Konsultan Nasional Pendidikan dalam Situasi Darurat mengatakan bahwa saat ini lebih dari 60 juta siswa di Indonesia putus sekolah akibat Covid-19”, hal ini terjadi dikarenakan sulitnya akses internet dan listrik.
Selain banyaknya siswa yang putus sekolah, disisi lain adapun kendala yang dialami para peserta didik selama pelaksanaan belajar dari rumah yang dapat membuat kualitas pembelajaran yang diterima oleh peserta didik menurun yaitu anak sudah merasa bosen dengan pembelajaran jarak jauh, kecanduan game online, kurang dukungan dari orang tua, serta kurangnya penguasaan IPTEK antara orang tua dan anak.
Melihat problematika yang terjadi pada proses pembelajaran sehingga perlu adanya alternatif bagi para guru untuk memberikan materi dengan media pembelajaran yang inovatif dan kreatif seperti konten vidio pembelajaran yang menarik sehingga peserta didik mudah memahami materi dan tidak merasa jenuh belajar di rumah, setelah pemberian materi guru dapat memberikan tugas atau kegiatan positif yang berkesinambungan dengan materi seperti kegiatan membantu orang tua lalu laporan dibentuk dalam karangan cerita.
Disamping itu, untuk para peserta didik yang jauh dari jangkauan internet dan signal, guru dapat memberikan layanan kegiatan kunjungan ke rumah peserta didik.
Selain problematika diatas, adanya penurunan kualitas pendidikan seharusnya dapat menyadarkan kita semua bahwa terdapat kekurangan pada sistem pendidikan di Indonesia ini.
Jika kita telaah secara seksama bahwa kebijakan pemerintahan terhadap pendidikan mayoritas masih terfokus pada sekolah.
Dengan adanya gagasan KI Hajar Dewantara pada zaman dahulu, dapat diketahui bahwa untuk mendorong terciptanya kualitas pendidikan yang lebih baik pada anak terdapat tiga pusat yaitu lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.
Oleh karena itu, di masa pandemi Covid 19 saat ini merupakan waktu yang tepat untuk pemerintah melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Akan tetapi, sejauh ini orang tua masih belum sepenuhnya mendukung anak dalam proses PJJ. Dimana perang orang tua memberikan pengaruh yang signifikan pada proses pembelajaran anak.
Adanya problematika tersebut diharapkan pihak sekolah memberikan sosialisasi terhadap orang tua mengenai “cara mendorong semangat belajar anak”.
Sikap dari orang tua merupakan aspek penting karena termasuk dalam tiga pusat pendidikan menurut KI Hajar Dewantara.
Tegaknya himbauan di rumah saja dimasa pandemi saat ini mengharuskan anak bisa memanfaatkan waktu dirumah dengan sebaik baiknya. Belajar dari rumah tidak hanya untuk memenuhi kompetensi pada kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada tangung jawab, akhlak, kualitas, pengembangan karakter pada peserta didik.
Dengan memperbaiki penerapan sistem pendidikan yang terfokus pada sekolah diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat membaik.***
Biodata Penulis
Nama : Izza Putri Aulia Shofa
Pekerjaan : Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur
Aktivitas : Belajar
Alamat : Ds.Gayaman 03/01 Kec.Mojoanyar Kab.Mojokerto Jawa Timur
Kontak
WA : 085536761608
Email : izzaputriauliashofa@gmail.com
Ig : izzaputriii