Merajut Impian Masa Lalu (Bagian kesatu)

Merajut impian masa lalu (Bagian kesatu) - Seekor capung dewasa berwarna indah hinggap di atas batu. Bertengger senang di batu pipih dan lebar di pinggir jalan. Kesenangannya itu mungkin terganggu karena posisinya persis di pinggir jalan desa yang dilewati banyak orang.

Ilustrasi gambar (pexels.com)

Benar saja. Capung itu mendadak terbang secepat kilat. Manakala ditimpa bayang-bayang seseorang dengan motornya yang lewat di tempat itu. 

Bagai pesawat helikopter. Hewan serangga bersayap itu mengitari tempat di sekitar batu dari ketinggian. Menunggu bayang-bayang manusia dan kuda besinya itu lewat dan menjauh.

Beberapa detik kemudian capung itu sudah hinggap kembali di tempat semula.

Fredy, sang pemilik bayang-bayang serta motornya. Benar-benar telah mengusik kesenangan sang capung.

Akan tetapi sebenarnya pria bertubuh kurus di atas motor matic itu tidak sedikitpun terniat untuk mengganggu kesenangan sang capung.

Ia hanya sekadar lewat di jalan desa bercadas itu. Sehingga sang capung tak mesti takut ketika Fredy lewat bersama motornya.

Pria di atas motor berkaca mata itu, tidak ada kepentingan dengan capung. Ia punya kepentingan hanya dengan seseorang wanita bernama Armitha!

Tadi pagi, Armitha telah mengabarinya melalui WhatSapp. Kalau dirinya sekarang sedang berada di kampung halamannya. Ia sendirian pulang ke kampungnya, tanpa ditemani suami maupun anak-anaknya.

Sayangnya, Armitha tidak mengundang, atau sekurang-kurangnya berbasa-basi agar Fredy datang menemuinya.

Itu pula sebabnya, Fredy juga sengaja tak memberi kabar kalau ia akan datang jelang sore itu ke kampung Armitha.

Kini Fredy lebih memperlambat laju motornya. Jalan yang ditempuhnya sudah terasa asing baginya. Sudah lama sekali, ia tak menempuh jalan itu.

Padahal dulu, hampir dua puluhan tahun silam. Jalan ke rumah Armitha begitu familiar baginya.

Armitha pun bukan orang asing bagi Fredy. Wanita yang akan dikunjunginya jelang sore itu, pernah dekat dengannya pada masa lalu!

Mungkin tidak berjodoh. Dulu, hubungan mereka tidak disetujui oleh orangtua Armitha.

Mungkin karena Armitha masih kelas satu es-mea. Sementara Fredy masih kuliah tingkat dua di ikip.

Hubungan mereka menjadi renggang. Sampai akhirnya keduanya tidak saling mengetahui keberadaan mereka masing-masing.

Setelah dua puluhan tahun berlalu, mereka bertemu tanpa diduga di dunia maya. Armitha bercerita kalau dirinya merantau tamat es-mea. Kemudian menikah dengan seseorang di rantau.

Sebaliknya Fredy juga bercerita telah menikah dengan gadis lain. Namun akhirnya Fredy harus menduda setelah ditinggal mati oleh istrinya...*** (Bersambung)

Simak sambungannya : Merajut Impian Masa Lalu (Bagian Kedua)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel