Melepas Lelah Pikiran di Agro Wisata Kebun Jeruk Legusa Tanjung Bonai
Melepas lelah 'pikiran' di agro wisata kebun jeruk legusa tanjung bobai - Ketika sedang duduk malas di kursi kantor majelis guru. Saya agak terkejut manakala secara mendadak diajak oleh ibuk-ibuk pergi bareng ke suatu tempat.
Di halaman kantor guru, akhirnya saya diberitahu. Ternyata ibuk-ibuk 'keren' ini, ingin melepas lelah 'pikiran' karena kesibukan kerja dan minta ditemani pergi ke tempat Agro Wisata Kebun Jeruk di Nagari Tanjung Bonai Kec. Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Akhirnya saya sadar, hanya saya sendiri kaum bapak dalam rombongan itu!
Ya, tidak apalah, pikir saya senang.
Saya membonceng ibuk Titin Susilawati. Selain itu ada ibuk Susilawati membonceng ibuk Suci Indriani, Ibuk Wirda Nengsih membonceng ibuk Rocestry, ibuk Elva Nora membonceng ibuk Darwenti dan Ibuk Refmiyanti bersama anaknya Fariz.
Sungguh, bukan karena 'diajak' oleh kaum hawa nan manis-manis itu, tetapi karena memang, saya belum pernah ke tempat Agro Wisata Kebun Jeruk itu. Kecuali mendengar cerita dari orang yang pernah kesana.
Kebun jeruk legusa
Nagari Tanjung Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara, Kab. Tanah Datar memang terkenal dengan kebun jeruknya.
Yang saya pernah dengar, pengunjung boleh makan sepuasnya di dalam kebun secara gratis. Namun akan dibayar per kilo gram bila dibawa pulang.
Tidak sampai satu jam, rombongan bermotor kami, sudah sampai di sebuah kebun.
Tapi sayang, sudah beberapa ratus meter kami menelusuri jalan mendaki, berliku dan berbatu, pintu masuk kebun jeruk tujuan, sedang ditutup.
Kami terpaksa kembali turun. Melewati jalan berbatu dan berkerikil saat menurun lebih rumit. Soalnya, motor matic sulit dikendalikan di jalan seperti itu.
Bahkan, ibuk Elvanora (Noya) yang membonceng ibuk Darwenti sempat terjatuh. Ban depan motornya slip. Untung tidak cedera serius!
Setelah bertanya sana sini sepanjang jalan, akhirnya kami menuju Jorong Tanjung Modang, Kebun Jeruk Legusa (Lereng Gunung Sago), milik pak Nofi.
Hanya sekitar 15 menit dari simpang jalan raya utama, di Simpang Cubadak Pantai, kami sampai di kebun jeruk pak Nofi.
Jalan ini beberapa ratus meter diaspal namun bebera ratus meter lagi, jalan berbatu dan bercadas tapi kondisinya tidak begitu parah.
Kami menjumpai pak Nofi dan karyawan Kebun Jeruk Legusa sedang menyortir hasil panen palawijanya, seperti cabai merah.
Akhirnya pak Novi memandu rombongan kami masuk ke kebunnya dengan luas sekitar 1,5 Ha.
Para ibuk-ibuk terlihat senang dan gembira, melihat buah jeruk yang bergelantungan dan dapat dijangkau dengan tangan.
Pak Novi dibantu seorang karyawannya pun membantu ibuk-ibuk itu untuk memetikkan jeruk dengan gunting khusus.
Di dalam kebun jeruk ternyata terdapat tanaman palawija sebagai tumpang sari.
Taman palawija seperti cabai merah, buncis, tomat tersusun berderet rapi diantara deretan pohon jeruk.
Ketika ditanya mengapa kebun jeruk diselingi dengan tanaman tumpang sari, pak Nofi menjelaskan alasan demi membantu biaya operasional perawatan kebun.
"Untuk menutupi biaya perawatan oleh sekitar 10 orang karyawan, pak.' tandasnya.
Tentu saja, tidak hanya pak Nofi yang memiliki kebun jeruk. Hampir setiap warga di daerah ini memiliki kebun jeruk dan kebun palawija
Memang beberapa tahun terakhir jeruk menjadi sakah satu sumber penghasilan warga Jorong Tanjung Modang di lereng Gunung Sago.
Bahkan kebun jeruk ini sudah dikelola sedemikian rupa untuk dijadikan sebagai agro wisata.***