Untung Ada Pisang Batu
Untung ada pisang batu - Duh, segituuunya... Ada apa dengan pisang batu? Tapi harap bersabar membaca artikel curhatan ini sampai tuntas, ya? Awal ceritanya begini!
Datang ke sekolah pagi sekali sudah jadi hal biasa bagi saya. Apalagi ada tugas tambahan dari atasan. Seperti, memeriksa suhu tubuh siswa dalam rangka penerapan Prokes Covid-19 dan pelaksanaan piket harian.
Nah, pagi Senin... Saya piket harian dan datang setengah jam lebih awal dari mulainya jam pelajaran di sekolah.
Sebelum siswa datang, saya pergi ke dapur di kantor majelis guru lebih dulu untuk membuat kopi. Aroma kopi seduhan saya serasa sudah menyengat hidung!
Tapi apa hendak dinyana, wadah gula dan kopi sudah kosong! Apa boleh buat, saya beranjak meninggalkan dapur dan menuju gerbang sekolah.
Mengatur kedatangan siswa. Mulai dari perlengkapan masker, memandu parkir motor karena pada umumnya menggunakan motor sebagai moda transportasi ke sekolah.
Usai menunaikan tugas, saya kembali ke kantor majelis guru. Tiba-tiba pak Ropi'u, S Pd, Waka Kurikulum bilang bilang pada saya,
"Pak, kopi dan gulanya sudah tersedia. Bapak pasti tadi pagi mencari dua benda itu,"
"Wah, betul mas..." sahut saya gembira. Lalu memanaskan air dan menyeduh kopi dan gula.
Sruput...sruput...! Luar biasa aroma dan rasanya.
Saya tahu kalau tidak ada alokasi dana sekolah buat konsumsi atau akomodasi harian untuk guru dan pegawai.
"Uangnya dari mana, mas pakai uang pribadi?" tanya saya kemudian.
"Kita kan panen pisang batu. Sudah kita jual sebagiannya," cetus mas Ropi'u spontan.
Oh, untung ada pisang batu! Gumam saya sembari garut-garut kepala yang memang tidak gatal.
Begitulah ceritanya, pisang batu yang dibudidayakan di sekolah dapat memenuhi biaya akomodasi harian guru dan pegawai di sekolah.
Pisang batu atau pisang kelutuk sudah dibudidayakan di lahan sekitar pagar sekolah.
'Pakar' pengelolanya adalah mas Ropi'u, S.Pd. Guru Matematika itu memang sudah membudidayakan pisang kelutuk di sekolah sejak dua tahun belakangan.
Penanaman yang diikuti dengan pemeliharaan yang intensif akan membuat pisang batu berbuah lebat, bisa mencapai 12 sampai 15 sisir dalam satu tandan.
Begitu kata mas Ropi'u.***