Terpojok

Tak banyak yang dapat diperbuat Kasidi dalam kondisi seperti ini selain diam. Keadaan yang serba sulit dan membuat dia terpojok. Semua orang di sekelilingnya percaya kalau Kasidi telah berselingkuh dengan istri orang. Dan Ia telah dituduh menjadi biang keladi penyebab keretakan rumah tangga orang.

"Abang tenang saja..." Aini memegang pundak Kasidi. 

Kasidi menoleh. Memandang wajah Aini dalam-dalam. Ingin mengetahui keseriusan ucapan Aini.

Dalam menghadapi masalah ini, hanya Aini yang bisa dipercayanya membantu menyelesaikannya.

Aini pasti bisa menjelaskan pada semua orang bahwa Kasidi tidak ada hubungan apa-apa dengan Meriem.

"Aku percaya kejadian itu hanya kesalahpahaman semata." sambung Aini kemudian. 

Kini Kasidi jadi yakin dengan apa yang dikatakan Aini, satu-satunya wanita paling dekat dengan Kasidi. Wanita yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri.

"Terima kasih atas kepedulianmu, Aini." Akhirnya Kasidi membuka mulut.

Aini mengangguk.

"Paling tidak aku bisa berbicara dan menjelaskan pada suami Meriem kalau Abang tidak punya hubungan apa-apa dengan Meriem." timpal Aini.

Wajah Kasidi mulai nampak berdarah dan cerah. Dalam hati Aini merasa ikut senang. 

Sudah beberapa hari sejak kejadian itu, Aini melihat bang Kasidi yang sudah dianggap kakak sendiri itu nampak kurang semangat. Lebih banyak diam dan susah diajak bergurau.

Aini bertekad akan membantu Kasidi, pria yang telah banyak membantunya selama ini. Supaya persoalan yang keruh akan jernih kembali.

Aini masih ingat awal mula persoalan rumah tangga orang lain yang melibatkan bang Kasidi.

Ketika itu Aini menemani Kasidi pergi ke pesta pernikahan. Saat itu Kasidi didatangi seorang temannya, Meriem. Aini pura-pura tak mengenal wanita yang sudah berkeluarga itu.

Aini sempat kesal melihat cara Meriem bersalaman dengan Kasidi. Meriem sambil ngobrol, lama sekali melepaskan tangan Kasidi.

Gelagat Meriem itu tak luput dari pandangan orang ramai di tempat pesta. Aini pun jadi malu. Orang yang melihat kejadian itu akan berpraduga telah terjadi sesuatu antara Kasidi dengan Meriem.

Kejadian itu akhirnya jadi pergunjingan  dan sampai ke telinga suami Meriem. Itulah awal keretakan rumah tangga Meriem.

Sialnya, banyak orang yang menyalahkan Kasidi. Ini yang membuat Kasidi merasa terpojok.

"Pokoknya, abang tenang saja. Aku akan mengeluarkan Abang dari situasi buruk ini," tandas Aini setelah saling diam beberapa lama.

Kasidi memandang Aini dengan mata berbinar-binar. ***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel