Salawat Dulang Hoyak Ponpes Bustanul Muhaqiqin Nagari Taluk Semalam Suntuk

Salawat dulang hoyak ponpes bustanul muhaqiqein taluak semalam suntuk - Dua grup salawat dulang, masing-masing Langkisau (Tanah Datar) dan Sinar Berlian (Sijunjung) telah ‘menghoyak’ pentas Pondok Pesantren (Ponpes) Bustanul Muhaqiqin Jorong Tigo Tumpuk Nagari Taluk Kab. Tanah Datar, Sabtu malam (15/1/22).

Grup salawat dulang Langkisau Tanah Datar (matrapendidikan.id)

Acara malam amal dan silaturrahmi salawat dulang itu dihadiri oleh anggota MUI Tanah Datar Buya M.Yassin, Ketua Yayasan Ar-Razzaq Sumbar Deby Syafrianda S.Psi serta keluarga.

Pagelaran seni tradisional Minangkabau bernuansa Islam ini dalam rangka memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW.

Sementara itu panitia penyelenggara malam silaturrahmi dan amal juga mengadakan lelang isi rantang. Acara ini dipandu oleh Ustadz Pen Hendri sekaligus menjadi tukang lelang.

Lelang 'isi rantang' ini untuk menggalang dana penyelesaian fasilitas lapangan bulutangkis dan pembangunan sarana lainnya.

Pembukaan acara

Gusni Fitri Yanti memandu acara pembukaan malam amal dan silaturrahmi salawat dulang. 

Sementara itu Mutia Anggraini melantunkan ayat-ayat Al Qur'an dan doa oleh Tuanku Yahya.

Beberapa orang tampil sebagai penyampai kata dalam prosesi pembukaan tersebut.

Syafriyul mewakili Wali Nagari Taluk dalam sambutannya  menyampaikan apresiasi terhadap acara salawat dulang yang digelar di Ponpes.

“Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kerja sama para pemuda, masyarakat dan donatur kegiatan salawat dulang ini.” sampai Syafriyul.

Pimpinan Ponpes Bustanul Muhaqiqin, Tuanku Malin Parmato dalam hantaran kata memaparkan sekilas perkembangan pesantren Bustanul Muhaqiqin.

“Sampai saat ini sudah berjalan pembuatan lapangan bulu tangkis. Satu lapangan sudah siap dan satunya lagi masih terbengkalai,” ujar Tuanku Malin Parmato.

Pimpinan pesantren juga menyampaikan pesan rohani kepada kawula muda dan kawula tua untuk berpegang teguh pada Al Qur’an dan sunnah dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu ketua pelaksana malam amal dan silaturrahmi Ustadz Jefri Minaldi menyampaikan terima kasih kepada para pendukung terselenggaranya malam amal dan silaturrahmi.

“Kami selaku panitia menyampaikan terima kasih kepada para pemuda, masyarakat di kampung maupun perantauan atas sumbangannya sehingga terlaksananya kegiatan salawat dulang ini,”

Dalam waktu terpisah, Deby Syafrianda S.Psi selaku Ketua Yayasan Ar-Razzaq Sumbar menyampaikan simpati atas kerja sama dan kerja keras masyarakat Nagari Taluk.

“Sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan dakwah, kami akan terus menjalin silaturahmi dan kerjasama dengan pesantren dan masyarakat di nagari Taluk," ucapnya antara lain.

Deby Syafrianda S.Psi juga mengutarakan niatnya untuk membangun sarana olahraga bulutangkis yang permanen.

Hal tersebut diamini oleh masyarakat yang hadir dalam acara salawat dulang malam itu.

Obati kerinduan masyarakat

Grup salawat dulang Langkisau (Tanah Datar) dan Sinar Berlian (Sijunjung) tampil memukau ratusan pasang mata hadirin pada malam itu.

Kerinduan masyarakat akan salawat dulang terobati saat menyaksikan Grup Langkisau dan Sinar Berlian.

Pagelaran salawat dulang malam itu sekaligus menjawab tantangan tergerusnya seni sastra lisan Minangkabau bertemakan Islam oleh zaman.

Selawat dulang merupakan kesenian Islam yang sudah dikenal turun-temurun oleh masyarakat Nagari Taluk dan Minangkabau umumnya.

Salawat dulang menampilkan dua orang laki-laki yang duduk bersisian sambil menabuh nampan (talam) kuningan serta melafalkan teks dengan irama khas Islami secara bergantian atau bersahutan.

Teks yang dilafalkan berupa tanya jawab tentang hukum Islam dan pesan-pesan rohaniah kepada pemirsa.

Tanya jawab dan pesan rohaniah tersebut juga diajukan pada grup lainnya yang digelar saat itu. Kedua grup tampil bergiliran.

'Salawat' berarti salam atau doa untuk Nabi Muhammad SAW. 'Dulang' atau talam (nampan) adalah piring besar yang terbuat dari loyang atau logam kuningan.

Dulang ini biasanya digunakan oleh masyarakat Minangkabau sebagai wadah untuk makan bajamba atau makan bersama.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel