Sisi Lain Lokakarya Pendidikan di Sekolah

Sisi lain lokakarya pendidikan di sekolah – Lokakarya pendidikan menyambut Tahun Pelajaran 2022/2023 diadakan selama 3 hari. Nah, artikel kali ini hanya mengemukakan sisi lain dari jalannya lokakarya tersebut.

Lokakarya bersama, ada yang menopang dagu (dok.smpn2lb/ Matrapendidikan.id)

Jika ingin mengetahui info tentang apa dan bagaimana lokakarya pendidikan dapat dilihat pada artikel sebelumnya.

Kebetulan saja, pelaksanaan lokakarya dalam selang sehari. Yaitu, Sabtu (25/6/22), Senin (27/6/22) dan Rabu (29/6/22). 

Karena kebetulan tentu tidak ada maksud dan tujuan tertentu untuk mengatur jadwal lokakarya pendidikan seperti itu.

Yang pasti, lokakarya diselenggarakan pada libur semester genap.

Selain jadwal, tempat pelaksanaan juga beda. Lokakarya pendidikan hari pertama yang disebut lokakarya bersama, Sabtu (25/6/22) di Aula SMPN 1 Lintau Buo Kec. Lintau Buo.

Yang ini ada tujuannya, yaitu pembukaan lokakarya pendidikan di kluster Lintau Buo dan Lintau Buo Utara. 

Peserta lokakarya bersama dari Kec. Lintau Buo terpaksa menggunakan uang transportasi mandiri. Kecuali peserta dari luar Kecamatan Lintau Buo.

Lokakarya pendidikan pada dua hari berikutnya diselenggarakan di sekolah masing-masing. Tentunya sekolah harus mendatangkan narasumber.

Pembawa acara

Kebetulan saya sudah ditunjuk pihak sekolah sebagai pembawa acara (Master of Ceremony/MC).

Tidak mudah memang. Namun tugas ini harus saya jalani. Persiapan saya adalah membaca materi Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 terlebih dulu. 

Dengan begitu saya akan mengerti apa yang sedang dan akan dibahas dalam setiap sesi lokakarya.

Tugas MC tidak sekadar membuka atau menutup acara. Oleh sebab itu MC juga harus memahami materi dan kondisi lokakarya.

Saya kurang ‘sreg’ saja bicara dengan pengeras suara di ruangan yang tidak terlalu luas. Apalagi sistem pengeras suara sering mengalami gangguan.

Begitu pula dengan suara bas namun nada tinggi yang keluar dari mulut saya justru bikin telinga saya kurang nyaman.

Makanya saya sering menolak atau menaruh mikrofon di meja ketika berbicara di hadapan guru atau siswa.

Foto bareng

Foto bareng dengan sesama peserta atau narasumber lokakarya menjadi momen yang selalu ada. Mungkin hanya sekadar untuk mengabadikan sebuah peristiwa. Kemudian dishare di akun media sosial.

Namun bagi saya tentu saja lebih sekadar itu. Buktinya, foto-foto bareng dijadikan ilustrasi gambar postingan artikel.

Hahai! Ini sudah menjadi trending. Ada dua fose foto bareng, resmi dan bebas. Pose Bebas banyak stile-nya sesuai instruksi tukang potret.

Peserta aktif

Jika hanya jadi pendengar yang baik, dipastikan akan mengantuk selama berada di suatu ruangan dalam sekian sesi dan waktu yang panjang.

Aktif mencatat dan bertanya serta membuat selingan/intermezo tentu akan mampu mereduksi rasa kantuk.

Oh, curhat ini ternyata sekaligus sebagai tips menjadi peserta lokakarya dan sejenisnya.

Boleh jadi, sebagai guru selalu ingat bagaimana ‘perasaan’ siswa ketika mengajar di ruang kelas.***