Strategi Pembinaan Kesiswaan di SMP
Strategi pembinaan kesiswaan di smp – Artikel opini pendidikan ini dalam rangka Menyambut Tahun Pelajaran 2022/2023 sekaligus menyongsong Lokakarya Pendidikan di sekolah.
Sasaran pembahasan diarahkan pada SMP yang berada di 'kanagarian' (desa). Salahsatunya SMPN 2 Lintau Buo, SMP yang berada di Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat.
Pembinaan kesiswaan di lembaga sekolah mengacu pada Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan kesiswaan.
Ruang lingkup Pembinaan Kesiswaan adalah Pembinaan Osis, ekstra-kurikuler, prestasi akademik dan non-akademik.
Sasaran pembinaan kesiswaan di sekolah adalah segenap potensi siswa berupa minat, bakat dan kreativitas.
Potensi ini akan dikembangkan secara optimal dan terpadu melalui program kegiatan pembinaan kesiswaan.
Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap pembinaan kesiswaan di suatu sekolah.
Namun dalam pelaksanaannya, kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan Pembina Osis.
Strategi pembinaan kesiswaan
Strategi pembinaan kesiswaan mengacu pada :
1.Kurikulum
Kurikulum yang berlaku menjadi acuan dalam proses pendidikan di sekolah. Oleh sebab itu strategi pembinaan kesiswaan juga mengacu pada kurikulum.
Tahun Pelajaran 2022/2022 mulai diterapkan Kurikulum Merdeka tahap awal. Di satuan pendidikan SMP mulai diterapkan pada tingkat kelas 7.
Sementara itu kelas 8 dan 9 masih menerapkan kurikulum sebelumnya.
Hal ini mengingatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan Pembina Osis untuk merencanakan dan menyusun program pembinaan kesiswaan lebih jelimet.
2.Sumberdaya sekolah
Pembinaan kesiswaan juga mengacu pada sumberdaya yang dimiliki sekolah. Tujuannya agar setiap program pembinaan kesiswaan terlaksana sebagaimana mestinya.
Program pembinaan yang bagus belum berarti banyak jika sumberdaya sekolah tidak dipertimbangkan.
Sumberdaya sekolah meliputi sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, pembiayaan dan kearifan lokal.
Sumberdaya manusia meliputi siswa, guru, pegawai dan komite sekolah.
Siswa merupakan objek sekaligus subjek pendidikan. Setiap siswa memiliki potensi berupa minat, bakat dan kreativitas.
Guru pembina berperan penting dalam mengoptimalkan potensi siswa di sekolah.
Sementara komite sekolah menjadi sumberdaya yang mendorong usaha pengembangan potensi siswa.
Sarana dan prasarana sekolah perlu dipertimbangkan dalam menyusun program pembinaan kesiswaan.
Misalnya dalam memprogramkan kegiatan classmetting, ekstra-kurikuler, lomba antar sekolah dan lain sebagainya.
Pembiayaan menjadi hal pokok dalam program pembinaan kesiswaan.
Jika sekolah termasuk kategori C dengan jumlah siswa 9 rombongan belajar (kurus). Tentu perlu menyusun program yang dianggap jadi ikon sekolah.
Sumber biaya pelaksanaannya dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah), komite sekolah atau yang lainnya.
Kearifan lokal merupakan sumberdaya di sekitar sekolah. Misalnya seni dan budaya yang menjadi andalan masyarakat dimana sekolah berada.
Pihak sekolah dapat memuat potensi yang ada di lingkungan masyarakat dalam program pembinaan kesiswaan.
3.Sumberdaya luar sekolah
Sumberdaya di luar sekolah yang sangat potensial adalah dunia usaha dan alumni.
Dalam menyusun program kegiatan pembinaan kesiswaan perlu melirik dunia usaha di luar sekolah seperti pelaku dunia usaha.
Selain itu juga alumni sekolah yang dapat menjadi acuan dalam menyusun program pembinaan.
Oleh sebab itu pihak sekolah perlu menjalin koordinasi dan kerjasama dengan pelaku dunia usaha dan para alumni sekolah.
Demikian pembahasan strategi pembinaan kesiswaan pada satuan pendidikan SMP. Semoga bermanfaat.***