Senioritas Mengapa Terjadi di Kampus?

Senioritas, mengapa bisa terjadi di kampus?  - Tahukah Anda apa itu senioritas di kampus? Umumnya ada dua kelompok mahasiswa menyikapi sistem senioritas yang berjalan secara alami dan dibuat sistem.

Pertama, kelompok yang menginginkan sistem senioritas dan junioritas  kampus dihilangkan.

Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok yang ingin melestarikan tradisi senioritas di perguruan tinggi dan sekolah.

Alasannya untuk membuat junior lebih tunduk  dan menghormati para seniornya.

Siapa yang tidak kenal dengan “Kampus”?

Hampir semua orang mengenal kata kampus. Yang ada di pikiran kita saat kita mendengar kata-kata tersebut adalah sebuah cara belajar yang ringan, kelonggaran waktu, mudah mengambil cuti dan berpakaian bebas apapun saat pergi ke sana.

Namun kehidupan kampus tidak seindah yang kita bayangkan, kehidupan kampus adalah kehidupan yang lebih luas lingkupnya dibandingkan sekolah menengah.

Semakin luas kehidupan itu semakin luas juga pola pergaulan dan potensi terjadinya konflik. Salah satu konflik di kampus yang selalu terjadi adalah “budaya senioritas”

Namun hal tersebut memiliki dampak  yang  buruk pada sejumlah kasus seperti yang pernah terjadi pada peristiwa pemukulan di IPDN maupun kampus lain.

Yang berakibat pada timbulnya korban jiwa setelah  pemukulan pada ospek di kampus. Atau bahkan kasus pembullyan seperti memberi tugas yang diluar nalar.

Sangat kental sistem senioritas dan junioritas muncul ketika penerimaan mahasiswa baru atau Ospek yang beralih nama menjadi masa orientasi atau pengenalan sekolah.

Dampak terjadinya sistem junioritas dan senioritas  di kampus membuat para mahasiswa senior sering menyepelekan kehadiran mahasiswa juniornya.

Mereka kadang menggunakan momen ospek atau penerimaan mahasiswa baru sebagai momen balas dendam atau membully mahasiswa baru.

Tentu hal ini sangatlah  tidak terpuji bahkan termasuk kriminal sampai mengadakan pemukulan dan pembullyan.

Mengapa terjadi senioritas?

Para mahasiswa dan pemerintah melihat dampak negatif yang begitu tinggi dalam sistem senioritas dan junioritas di kampus.

Oleh sebab itu, pemerintah mencoba memutuskan mata rantai sistem tersebut dengan cara tidak memperbolehkan terjadinya Ospek atau perpeloncoan dan digantikan dengan masa mengenal kampus secara lebih intelektual.

Hal tersebut sesuai dengan julukan mahasiswa yang merupakan pembaharu untuk melakukan agen perubahan bangsa yang lebih baik. Dimulai dari dirinya sendiri.

Apa Itu Senioritas Di Kampus?

Sebenarnya apa itu senioritas di kampus? Fenomena ini adalah pengelompokan mahasiswa berdasarkan tingkat lama tidaknya mahasiswa tersebut di kampus.

Mahasiswa dibagi dalam dua kelompok yakni kelompok mahasiswa lama atau senior dan  kelompok mahasiswa junior atau mahasiswa yang baru masuk kampus.

Pengelompokan kategori mahasiswa itu berdasarkan tugas dan wewenangnya.

Adapun tugas mahasiswa junior atau mahasiswa baru  harus tunduk dan patuh serta menghormati mahasiswa senior atau lama.

Sedangkan tugas mahasiswa lama menyayangi mahasiswa baru dan mengatur serta memperkenalkan budaya dan tradisi di kampus pada mahasiswa junior.

Mahasiswa senior pun dituntut untuk mengarahkan mahasiswa baru agar dapat lebih mengenal kampus lebih lengkap lagi beserta kegiatan ekstrakurikuler atau unit kegiatan mahasiswa yang terdapat dalam kampus dan letak ruangannya satu persatu.

Meliputi juga letak ruangan fakultas dari jurusan yang dipilihnya.

Mengapa Terjadi Senioritas Di Kampus?

Selain bimbingan dalam pengarahan tempat-tempat dan apa saja kegiatan yang terdapat di dalam kampus, mahasiswa senior juga memberikan pengarahan bagaimana cara menuntut ilmu di kampus agar lebih maksimal.

Namun pada satu sisi, sistem senioritas bermanfaat dan menyajikan sisi positif. Namun pada satu sisi yang lain memberikan dampak negatif.

Semuanya kembali kepada masing-masing mahasiswa dalam menerapkan tradisi senioritas dijalankan secara baik atau tidak berdasarkan ketentuan kampus dan perundang-undangan yang berlaku.

Banyak sekali kasus tentang tindak kekerasan senior terhadap junior di universitas, bahkan ada yang berupa pembunuhan, dan kebanyakan penyebabnya karena permasalahan yang sepele, seperti hubungan asmara, adanya pihak ketiga, perebutan jabatan dalam organisasi, rasa tidak ingin disaingi, dan sebagainya.

Hal tersebut membuktikan bahwa generasi muda saat ini mengalami degradasi moral, padahal mereka adalah calon penerus masa depan bangsa dan negara, apabila permasalahan ini tidak segera diatasi maka akan berdampak fatal.

Bahkan mungkin akan mengurangi minat siswa SMA untuk meneruskan pendidikan ke jenjang universitas dan menyebabkan tingkat pendidikan di negara ini menurun.

Sebagai seorang mahasiswa baru, bayangan awal saat mulai memasuki dunia perkuliahan adalah sebuah cara belajar ringan dengan kelonggaran waktu yang diberikan, bebas dalam berpakaian, dan mendapatkan banyak teman yang berasal dari berbagai daerah.

Namun kehidupan kampus tidak seindah yang dibayangkan, kehidupan kampus lebih luas lingkupnya dibandingkan sekolah menengah.

Sehingga makin luas lingkup kehidupan. Maka makin luas juga pola pergaulan dan potensi timbulnya konflik.

Salah satu konflik yang sering terjadi di kampus adalah “Budaya Senioritas”. Konflik semacam ini tidak hanya ditemukan di lingkungan masyarakat saja, melainkan menyerang kehidupan pelajar atau mahasiswa.

Namun dibalik jeleknya senioritas ini, memiliki dampak positif bahkan dapat mengambil manfaat dari senioritas tersebut 

Jadi dapat disimpulkan bahwa, semakin lama orang bekerja di suatu perusahaan, atau pada suatu bidang pekerjaan, maka dia dapat dianggap sebagai senior.

Senioritas nampaknya bukan hanya sebuah istilah, karena senioritas dapat berpengaruh pada status, prioritas, jabatan, dan lain-lain.

Banyak anggapan, jika senioritas itu negatif. Padahal di dunia nyata, senioritas itu mempunyai banyak sisi positif.

Apa saja sih sisi positif senioritas?

1.Nilai Plus

Karena biasanya seorang senior itu sudah lama bekerja dan dinilai memiliki bekal skill yang mumpuni. Oleh karena itu, biasanya perusahaan akan berpikir dua kali untuk memutuskan hubungan kerjanya.

2.Benefit

Sudah bukan rahasia umum lagi, banyak kantor yang memberikan benefit lebih untuk karyawannya yang senior.

Dilansir dari Glints, biasanya karyawan tersebut akan mendapatkan promosi, kenaikan gaji, bonus tambahan, dan tunjangan lainnya. Hal ini bisa dibilang sebagai salah satu apresiasi loyalitas dari kantor.

3.Efisiensi

Banyak kantor yang menerapkan training untuk junior dan pekerja baru yang diberikan oleh pekerja yang senior.

Pertimbangannya adalah biasanya para senior memiliki pengalaman dan skill lebih yang bisa dibagikan sebagai bekal ke junior dan pekerja baru.

Hal ini bisa meminimalisir budget training yang dikeluarkan oleh kantor, Smart People.

4.Dapat dijadikan mentor/ pembimbing

Ini adalah salah satu sisi positif dari senioritas. Kamu bisa dibimbing pada masa-masa awal dalam melakukan pekerjaan.

Anda juga bisa mendapatkan beberapa tips dan trik maupun update informasi tentang kantor dari seniormu.

Banyak dari mereka tidak segan untuk membimbing dan memberikan arahan hingga kamu dinilai bisa melakukan pekerjaan secara mandiri.

Jadi, tidak selamanya senioritasan dalam kampus menurut kalian jelek atau membawa dampak negatif.

Karena kesesnioritasanya itu memiliki dampak positif , yang dimana kita dapat mengambil manfaat darinya.

Mungkin cukup sekian dari saya, Semoga Artikel ini bermanfaat.***(Penulis : Hanifah Binti Dedi Setiawan)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel