Pesona Waduk Lalung Karanganyar
Pesona Waduk Lalung karangayar - Peran waduk dalam kehidupan masyarakat Indonesia sangat penting. Indonesia bukan hanya sebagai negara maritim dengan wilayah laut yang luas, akan tetapi juga negara agraris dengan kondisi tanah yang subur cocok untuk pertanian.
Keberadaan waduk tentu penting dalam hal pertanian, terutama untuk pengairan lahan dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Fungsi waduk selain untuk mengairi lahan pertanian dan pembangkit listrik tenaga air adalah sebagai tempat pariwisata.
Waduk juga menyajikan pemandangan indah berupa bentangan perairan yang luas di kelilingi perbukitan dan tepian (tanggul).
Salah satu dari sekian banyak waduk di Indonesia adalah Waduk Lalung. Meskipun waduk ini tidak sebesar Waduk Jatiluhur dan Waduk Gajah Mungkur, waduk ini tetap memiliki daya tarik tersendiri.
Waduk Lalung terletak di Kelurahan Lalung, Kabupaten Karanganyar berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukoharjo.
Memiliki luas 7394 hektar dan daya tampung air yang mencapai 5 juta meter kubik menjadikannya sumber pengairan bagi sawah sawah petani di sekitar waduk.
Waduk ini dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda mulai tahun 1940 dan selesai pada tahun 1942 dengan pengerjaan oleh masyarakat sekitar (inlander).
Pengerjaan pembangunan waduk belum sepenuhnya tuntas saat itu, tetapi pemerintah Jepang sudah terlebih dahulu menduduki wilayah ini sehingga pemerintah kolonial Belanda tidak bisa menyelesaikan tahap akhir dari pembangunan waduk.
Usai kemerdekaan Republik Indonesia, Waduk Lalung mengalami beberapa kali renovasi, salah satunya adalah penguatan tanggul agar tidak mudah jebol sehingga kini tanggul yang mengelilingi waduk bisa dilalui oleh sepeda motor.
Dulunya area Waduk Lalung merupakan sebuah perkampungan penduduk yang terletak di cekungan. Pembangunannya sendiri bertujuan agar masyarakat di wilayah kekuasaan kolonial Belanda tidak kekurangan air untuk pertanian. Sumber air dari waduk ini berasal dari Sungai Jetis.
Selain manfaatnya dalam pengairan, Waduk Lalung terkenal akan pesona kecantikan alamnya. Sunrise dan sunset akan terlihat indah dari pinggir tanggul di sekeliling waduk.
Saat terbit, indahnya matahari nampak semakin memesona dengan Gunung Lawu yang berdiri tegak di sisi timur.
Sedangkan saat tenggelam, matahari seakan melambaikan salam perpisahan yang manis bersandingan dengan Gunung Merapi dan Merbabu yang berdiri sejajar di langit barat.
Warga sekitar waduk biasanya juga memanfaatkan waduk sebagai sarana mata pencaharian yaitu nelayan ataupun sekedar melakukan hobi memancing.
Pada pagi dan sore hari nampak banyak pengunjung di area waduk untuk jogging atau bersantai di tepian waduk.
Dengan pesonanya, Waduk Lalung juga bermanfaat di sektor perdagangan, yakni dengan memanfaatkan pemandangan sekitar waduk. Saat ini sedang populer sebuah minuman es coklat cocol.
Minuman itu dijual di pinggir waduk lebih tepatnya di tanggul waduk Lalung. Waktu sore hari es coklat cokot itu sangat ramai pembeli.
Kebanyaakan dari kalangan anak muda menjadikannya tempat nongkrong. Sebab waktu sore hari sunset view di waduk Lalung sangat indah.
Tak hanya keuntungan bagi penjual namun juga menguntungkan untuk warga di sekitar waduk Lalung.
Sebagian warga di sana aji mumpung dengan berjualan pentol dan dimsum di sebelah es coklat cocol. Selain itu juga warga sekitar menarik tarif parkir dari pengunjung yang ramai.
Pendapatan dari parkir lumayan banyak per harinya sehingga mendatangkan keuntungan bagi warga.
Dengan segala pesona dan potensinya di berbagai aspek, Waduk Lalung worth it untuk dikunjungi dan dimanfaatkan sesuai tujuan pembangunannya.
Bahkan sampai saat ini pemerintah daerah sedang melakukan proses renovasi waduk agar kedepannya Waduk Lalung memiliki potensi untuk dapat dikembangkan menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten Karanganyar.***(Oleh : Reza Putri Fernanda, Mahsiswa Universitas Sebelas Maret)