Tanggal Tua Makan Mie Instan, Anak Kost Ini Kata Dari Dokter
Tanggal tua makan mie instan, anak kost ini kata dari dokter - Hidup mandiri yang biasa dijalani oleh mahasiswa dengan tinggal di kos tentu ada cerita suka, duka yang tak terlupakan.
Menjadi anak kost berarti kita siap bertahan hidup sendiri tanpa dampingan orangtua yang kemudian membuat kita jadi pribadi yang mandiri dan dewasa, karena mengatur segala hal dan kebutuhan sendiri. Semua harus diatur dengan baik dan tepat.
Permasalahan yang paling sering dialami hampir semua anak kost yakni persoalan keuangan, apalagi bila semua kebutuhannya masih bergantung pada pengiriman orangtua.
Pintar-pintarlah mengatur keuangan, uang yang diberi harus cukup, terlebih jika kita tidak punya pendapatan tambahan. Jangan kalap ketika uang baru dikirim karena itu untuk kebutuhan satu bulan kedepan.
Jika kehabisan uang, pasti merasa tidak enak meminta sebelum jadwalnya dan akhirnya pasrah menunggu kebaikan hati orangtuanya.
Tak jarang menjelang tanggal tua tergiur dengan suatu hal yang tidak terlalu penting, tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian membelinya.
Pada akhirnya akan merasa menyesal membeli tanpa mempertimbangkan uang untuk kebutuhan kedepannya.
Kehidupan tanggal tua di setiap bulan pasti menjadi hal yang serba hitung menghitung, karena harus cukup sampai waktu dikirimnya lagi.
Soal makanan, mau tidak mau harus cari yang murah tapi mengenyangkan, tak cukup itu saja asupan nutrisi dalam tubuh harus terpenuhi agar kita tetap sehat dan kuat melakukan segala aktivitas kesibukan mahasiswa.
Mie instan menjadi pilihan paling laris setiap saatnya, alasan enak, murah, mengenyangkan dan praktis apalagi sekarang mie instan punya varian rasa yang beragam yang membuat banyak dari kita yang ingin mencoba satu persatu varian itu dan membuat ketagihan.
Makan mie instan harus dibatasi, kalau sudah terlalu banyak jadi ngga sehat bagi tubuh kemudian timbul berbagai permasalahan kesehatan bila dikonsumsi dalam jangka panjang.
Kandungan karbohidrat, lemak dan sodium yang tinggi dengan protein, serat, vitamin dan mineral yang rendah menjadikan mie instan layak disebut sebagai makanan tidak sehat.
Ada beberapa risiko dan bahaya yang bisa dialami bila terlalu sering mengonsumsi mie instan.
Gangguan Pencernaan
Ahli gastroenterologi, Braden Kuo melakukan penelitian mengenai proses pencernaan mie instan dalam perut.
Hasilnya mie instan tidak luruh dan tetap utuh, tidak bisa dicerna perut beberapa jam setelah dimakan.
Kandungan pengawet dan bahan kimia disebut menjadi penyebab mie instan lebih sulit dicerna setelah dikonsumsi.
Pengawet utama yakni tersier-butilhidrokuinon (TBHQ) bisa melemahkan organ dan meningkatkan risiko tumor dan kanker.
Tak hanya TBHQ, propylene glycol yang biasa digunakan untuk mempertahankan tekstur mie instan saat dimasak bisa merusak tubuh.
Kenaikan berat badan drastis
Mie instan dengan berat 35 – 40 gram mengandung kalori berkisar antara 300-600 kalori per bungkusnya.
Jumlah kalori bisa bertambah jika kamu punya kebiasaan menyajikannya dengan bahan lain seperti sosis atau kornet. Karenanya mie instan bisa membuat tubuh lebih cepat gemuk.
Mie instan digolongkan ke dalam kelompok makanan rendah protein dan serat.
Oleh karena itu tidak disarankan mengonsumsi secara berlebihan selain tinggi kalori dan rendah serat jika mengonsumsi terlalu sering tanpa tambahan makanan sehat lainnya, mie instan dapat membuat tubuhmu kekurangan nutrisi.
Muncul resiko berbagai macam penyakit
Mie instan dapat menimbulkan risiko sindrom metabolik, yaitu kondisi yang dapat meningkatkan risiko terserang penyakit jantung, stroke dan diabetes.
Beberapa penelitian mengungkapkan bumbu yang digunakan dalam mie instan memiliki kandungan natrium yang tinggi sekitar 860 mg natrium.
Jumlah tersebut belum ditambah dengan kandungan natrium dari makanan lain yang dikonsumsi pada hari yang sama.
Asupan natrium yang disarankan tidak lebih dari 2.000 – 2.400 mg setiap harinya atau setara 5-6 gr garam.
Konsumsi natrium yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan berdampak rusaknya pembuluh darah, sehingga meningkatkannya risiko penyakit kardiovaskular.
MSG pada mie instan membuat rasa menjadi lebih gurih. Kandungan MSG dan natrium yang tinggi tak hanya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, tetapi juga memicu gangguan pada jantung.
Mempertimbangkan nutrisi dan kandungan bahan-bahan pelengkap dalam mie instan yang berisiko makanan ini tidak disarankan menjadi makanan alternatif yang murah dan mengenyangkan saat tanggal tua tidak hanya anak kost tapi untuk semua.
Banyak makanan murah dan mengenyangkan lainnya yang lebih sehat dan bergizi. Sebagai contoh nasi tempe penyet, nasi sarden lalu ada nasi sayur yang harganya pun cukup terjangkau.
Sebagai upaya meningkatkan asupan nutrisi ketika mengonsumsi mie instan kamu dapat menambahkan bahan bergizi tambahan seperti telur, jamur, wortel, kacang-kacangan, kubis, pakcoi, dll.
Kemudian jangan gunakan seluruh bumbu yang ada, tuangkan setengah takar saja guna mengurangi jumlah konsumsi natrium.
Meski demikian, mie instan tidak disarankan dikonsumsi terlalu sering, kurangi konsumsinya agar terhindar dari berbagai risiko yang sudah dijelaskan.
Pemenuhan asupan nutrisi dalam tubuh harus terjaga agar tetap sehat, terlebih anak kost yang hidup mandiri tanpa dampingan.
Jika jatuh sakit akan susah sendiri, walaupun ada teman yang siap membantu orangtua tentu menjadi khawatir karena tidak bisa langsung melihat kondisi anaknya.
Makan sehat dan bergizi tidak harus makan makanan yang mahal, karena masih bergantung pada pengiriman orangtua maka bijaklah dalam mengatur pengeluaran dan jangan sampai kehabisan uang ketika waktu kiriman masih jauh dari jadwalnya.*** (Oleh : Nabila Nur Amalia).