Pelihara 3 Hal Ini Agar Tidak Terputus dari Hidayah Allah!

Pelihara 3 hal ini agar tidak terputus dari hidayah allah! - Khatib dan imam shalat Idul Adha 1444 H di Masjid Nurul Iman Tigo Jangko Lintau Buo Ustadz H. Burhanudin Lc mengingatkan kembali para jamaah agar tidak terputus dari hidayah dari Allah SWT.

Kutbah Idul Adha 1444 H di Masjid Nurul Iman Tigo Jangko (Matrapendidikan.id)

Sebelum menyampaikan isi kutbah Ustadz H. Burhanudin Lc menjadi imam dalam shalat ied 2 rakaat itu.

Imam sekaligus khatib dari Pondok Pesantren Darul Ulum Tigo Jangko ini mengulang kembali bagaimana urutan dan tata cara shalat Idul Adha.

Shalat Idul Adha terdiri dari 2 rakaat dimana rakaat pertama diawali dengan takbir 7 kali dan rakaat kedua sebanyak 5 kali. 

Sesudah takbir, makmum membaca :

Subhanallahi walhamdulillahi wala ila haillallahu walllahu akbar.

Artinya: 

"Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Maha Besar."

Agar tidak terputus dari hidayah allah

Pada awal khutbahnya, khatib melandasi khutbahnya dengan dalil Naqli QS Al-Kautsar ayat 1 sampai 3. 

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ

Artinya: Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Artinya: Maka laksanakan lah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).

اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ

Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).

Khatib menjelaskan arti harfiah kata Kautsar dan sebab turunnya surat Makkiyyah tersebut.

Kautsar berarti nikmat yang melimpah yang diberikan kepada Rasulullah SAW.

Hal ini menjadi penghibur bagi Rasulullah SAW saat sedang bersedih karena ditinggal orang yang beliau sayangi.

Kautsar juga nama telaga di syurga yang yang diperuntukkan buat Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau.

Shalat merupakan amalan yang diperhitungkan terlebih dahulu di hari akhir kelak. Jika shalatnya baik maka baik pula amalan lainnya.

Amalan-amalan tidak bermakna jika tidak mendirikan shalat, baik wajib maupun sunat.

Shalat diiringi dengan berkurban (wanhar) dalam ayat 2 Surat Al-Kautsar. Berkurban artinya menyembelih hewan bagi muslim yang sudah mampu dan memenuhi syarat lainnya.

Daging hewan kurban dibagikan kepada fakir, miskin, warga sekitar dan Sohibul kurban.

Berkurban pada hakikatnya menghidupkan sunnah rasul. Ibadah kurban berkaitan dengan perintah Allah SWT terhadap Nabi Ibrahim As terhadap anak beliau Ismail As.

Peristiwa itu merupakan bentuk ketaatan Ibrahim As atas perintah Allah SWT. 

Selain itu berkurban wahana untuk menjalin kasih sayang antara orang yang berkurban dengan fakir, miskin, warga sekitar dan sohibul kurban.

Berkaitan dengan ayat 3 QS Al-Kautsar, orang yang menentang Rasulullah SAW beserta ajaran beliau akan memutus (abtar) hidayah Allah SWT.

Khatib diakhir khutbah menyimpulkan bahwa shalat dan berkurban menjadi bentuk ketaatan sekaligus rasa syukur kepada Allah SWT.

Menjaga perkataan (lisan) menjadi hal penting diperhatikan umat muslim. Perkataan yang tidak pantas akan merusak hablum minannas

Apalagi terhadap Rasullullah SAW dan ajaran beliau sehingga akan merusak nilai amal shalat, berkurban dan amalan lainnya yang menyebabkan terputusnya hidayah dari Allah SWT.

Oleh sebab itu agar tidak terputus dari hidayah Allah SWT maka bersyukur dan taat kepada Allah SWT, dirikan shalat dan berkurban serta menjaga silaturahmi dan hablum minannas sesama umat muslim.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel