Kekuatan Cinta dalam Cerpen Di Ujung Dunia Maya
Kekuatan cinta dalam cerpen di ujung dunia maya - Cinta itu bagai suatu energi dahsyat dalam diri pemiliknya. Mampu menggerakkan pemiliknya untuk berbuat, melakukan sesuatu, yang kadangkala, diluar kemungkinan dan nalar manusia!
Karena cinta pula, jarak dan dimensi waktu bukanlah sebuah penghalang untuk mewujudkan keinginan. Kalau cinta sudah melekat, jauh di mata namun dekat di hati.
Klise memang!
Dan, karena cinta itu pula seorang janda bersedia datang jauh-jauh ke daerah seorang duda. Tak ada keraguan baginya, karena ia dan pujaan hati pribadi yang sudah matang.
Itulah yang digambarkan oleh Sutan Mantiko dalam Cerpen (Cerita Pendek) yang berjudul Di Ujung Dunia Maya beberapa waktu lalu.
Rahmanisa, wanita Makasar Sulawesi Selatan, sengaja datang ke Batusangkar di Sumbar untuk berjumpa dengan pria paruh baya, Sumadi.
Mereka sebelumnya belum pernah bertemu di dunia nyata. Semua berawal dari aplikasi media sosial.
Mungkin karena merasa memiliki persamaan nasib. Pandangan dan pemikiran tentang hidup hampir sama. Janda dan duda itu saling jatuh cinta. Sehingga terjalin kisah cinta lewat dunia maya.
Rahmanisa mengajak Sumadi datang ke Makasar. Namun akhirnya Rahmanisa setuju dan bisa datang ke Sumbar.
Pembaca akan menafsirkan Rahmanisa seorang wanita yang sudah mapan dalam ekonomi.
Sulawesi Selatan dan Sumatera Barat bukan jarak dekat. Butuh biaya transportasi dan lainnya untuk bisa sampai dan menginap di hotel untuk beberapa hari.
Kiranya, sang penulis cerpen ingin mengungkapkan bahwa kekuatan cinta itu benar-benar dahsyat.
Cinta jarak jauh, cinta dunia maya bukanlah suatu keniscayaan. Semua bisa terjadi.
Sayang sekali, ending ceritanya masih tanda tanya. Apakah mimpi mereka benar-benar terwujud? Atau hanya sekadar pertemuan untuk mewujudkan rasa rindu?***