Pohon Mangga Artistik Tak Berdaun Masih Berdiri Kokoh?
Pohon mangga artistik tak berdaun masih berdiri kokoh? - Suatu pagi, Kaur SMPN 2 Lintau Buo Hadi Rahim, datang ke sekolah lebih awal. Susana masih sepi, siswa datang belum banyak. Lalu ia berjalan ke belakang kantor TU dan berhenti dekat sebatang pohon mangga yang sudah mati namun masih terlihat berdiri kokoh.
Lalu muncul inspirasi dan keinginan untuk memotret dan membagikannya ke Grup WhatsApp.
Lalu apa cerita dibalik pohon mangga tak beranting dan berdaun yang berdiri terlihat kokoh itu?
Pohon yang sudah mati di halaman atau di kebun. Lazimnya dimusnahkan atau ditebang. Batang dan dahan dijadikan kayu api dan rantingnya dibakar. Setidaknya ditumbangkan, dibiarkan lapuk di tanah atau dibakar jika mengganggu aktivitas manusia.
Tidak demikian halnya dengan sebuah pohon yang mati namun tetap dibiarkan berdiri di pinggir halaman sekolah. Pohon itu tampak artistik.
Pohon yang berdiri dan dikungkung tembok itu adalah pohon mangga. Ditanam sekitar 25 tahun silam.
Berteduh di bawah pohon ini sangat menyejukkan. Pohon itu ditanam dan tumbuh di belakang kantor atau di pinggiran lapangan upacara.
Ketika musim mangga berbuah, pohon ini dijadikan tempat bersantai. Pohon dilingkari dengan tembok supaya tampak indah.
Namun perjalanan usia dan kondisi akar dan batang yang terkekang berangsur-angsur ranting kemudian dahannya mati. Daun berguguran, sampai akhirnya tanpa ranting kecuali dahan yang dipangkas rapi sehingga terlihat artistik.
Batang dan dahan sudah mulai lapuk. Namun masih kokoh berdiri. Berbahaya bagi warga sekolah?
Bisa jadi bila pohon mati itu ditiup angin kencang. Oleh sebab itu dilarang berdiri atau duduk di sekitar pohon mangga mati tersebut.
Itulah sekilas cerita pohon mangga legendaris di sebuah sekolah di kawasan Kabupaten Tanah Datar Sumbar.***