Menggeser Hambatan Menulis dalam Mindset Guru

Menggeser hambatan menulis dalam mindset guru - Sangat menggelitik apa yang disampaikan oleh Guru Besar Universitas Negeri Padang (UNP) Profesor. Dr. Rahadian Z dalam Seminar Guru "The Power of Spiritual Mindset" Tahun 2023 di Auditorium Kampus II UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Senin (20/11/23).

Ilustrasi gambar (pixabay.com)

Dalam seminar tersebut terungkap bahwa hambatan guru untuk menulis lebih banyak berasal dari pikiran guru itu sendiri.

Guru tak punya waktu untuk menulis buku, terlalu sibuk dengan tugas sehari-hari sebagai guru bahkan urusan dalam keluarga. Dalih tersebut menyebabkan banyak guru yang gagal menulis buku.

Selain mindset guru yang keliru tentang kemauan menulis buku juga disebabkan faktor penerbitan buku.

Banyak juga para guru yang sudah memulai menulis buku namun akhirnya terbengkalai. 

Terungkap juga masalah penerbitan buku yang ditulis guru. Tentu disisi lain sudah banyak guru yang sukses membuat buku dan diterbitkan.

"Guru perlu menggeser hambatan untuk menulis buku. Tak ada yang tak bisa dilakukan namun jalani proses apa adanya," ujar profesor UNP yang juga telah melahirkan ratusan karya tulis ini.

Menulis merupakan kegiatan berkesinambungan namun perlu proses yang perlu dilatih dan berjalan sebagaima halnya air mengalir.

Guru itu memang harus menulis! Paling tidak menulis administrasi perangkat pembelajaran, laporan kegiatan bahkan dokumen bukti fisik aksi nyata.

Guru harus menulis perangkat pembelajaran setiap tahun. Selanjutnya pengembangan profesi guru juga perlu dilakukan dengan menulis karya berupa buku, artikel dan laporan kegiatan.

Dulu, guru menulis tangan dengan kertas dan pensil atau pena. Kemudian seiring perkembangan zaman digunakan kertas dan mesin ketik. 

Era teknologi informasi sudah semakin canggih. Perangkat mobile dan dekstop dapat digunakan untuk menulis.

Dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta produknya memungkinkan orang menulis dimana dan kapan saja.

Menulis itu adalah kebiasaan, kalau dibiasakan secara rutin akan menjadi terbiasa dan menulis itu mudah.

Maka benar apa yang disampaikan profesor UNP tersebut,, menulis puluhan dan bahkan ratusan buku ibarat air mengalir saja. 

"Jangan pikirkan apakah tulisan kita bagus atau tidak, bermanfaat atau tidak, pokoknya jangan pikirkan apa kata orang."

Berkat latihan terus menerus tentu akan berhasil juga. Jika terkendala dengan kesulitan penerbit, buat penerbit sendiri. Misalnya di youtube.com. mungkin juga membuat laman situs sendiri.

Guru tidak serta merta harus menulis buku. Namun banyak bentuk karya tulis lain sebagai bukti karya seperti artikel populer, laporan kegiatan ilmiah, dan lain sebagainya.***