Peran Wanita dalam Membangun Karir, Sebuah Inspirasi
Peran wanita dalam membangun karir, sebuah inspirasi - Perempuan sering dipandang sebelah mata oleh sebagian orang lain. Perempuan sering kali disandingkan dengan kata 'lemah', sehingga sangat memerlukan bantuan dari siapa saja. Bahkan seringkali juga menjadi perempuan dinilai ribet dalam masalah hukum islam, dianggap tidak setara dengan kaum laki-laki.
Padahal tidak seperti itu. Perempuan itu termasuk makhluk yang sangat istimewa, dari tangan serta sifatnya, peradaban bisa diubah sekaligus dibangun.
Anda tentu sering mendengar sebuah ungkapan bahwa fitrah dari seorang wanita adalah berdiam diri di rumah.
Diriwayatkan oleh At-Tirmizy bahwa “Wanita itu adalah aurat bila dia keluar rumah, maka syetan menaikinya”.
Diantara ayat yang sering dijadikan sandaran adalah Surat Al-Ahzab ayat 33 yang berarti :
“Tetaplah (tinggal) di dalam rumah-rumahmu dan janganlah kalian berhias (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyah dahulu...”
Jika kita berkaca secara sekilas berdasarkan pada hadist dan ayat tersebut, maka wanita yang keluar rumah seakan-akan menjadi sebuah aib tersendiri.
Bicara mengenai hak dan kewajiban bagi para wanita, Islam memandang tugas dan peran utama wanita di masyarakat sebagai seorang ibu untuk anak-anaknya dan sebagai seorang istri bagi suaminya.
Hal tersebut merupakan suatu kewajiban yang memang melekat pada wanita. Namun demikian tidak ada larangan agama yang melarang seorang wanita untuk berkarir atau bekerja di luar rumah.
Menurut Islam, wanita berhak memiliki harta dan membelanjakannya. Islam sendiri adalah agama yang sangat menjunjung nilai kemanusiaan, terutama bagi para wanita.
Islam tidak pernah memandang berbeda antara kaum laki-laki dengan perempuan.
Berdasarkan pada QS An-Nisa: 124 atau Al-Imran 195, dapat dijadikan sebuah landasan bahwa antara laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dimata Allah SWT dalam melakukan kebaikan.
Sosok Gus Dur sendiri pernah membahas tentang kesetaraan antara wanita dan laki-laki.
Bagi Gus Dur, Islam tidak membedakan peran publik perempuan dan laki-laki. Perbedaan laki-laki dan perempuan hanyalah bersifat biologis, tidak bersifat institusional atau kelembagaan sebagaimana disangkakan banyak orang dalam literatur Islam klasik.
Ning Imaz, salah satu Ning dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, beliau pernah memberikan tanggapan mengenai wanita karir.
Ia mengatakan bahwa wanita karir adalah sosok yang pemberani lantara dapat melawan perspektif masyarakat terhadap sifat-sifat yang dilekatkan terhadap perempuan.
Ia memandang bahwa wanita karir itu bukan sebuah kesalahan. Ia mendukung para wanita karir yang mampu menyeimbangkan antara kehidupan profesional dengan kehidupan pribadi yang mana itu bukan perkara mudah.
Masyarakat seringkali berpandangan dengan gaya tradisional dalam memandang wanita. Mereka berfikir bahwa peran wanita hanya sebatas ibu dan istri.
Nyatanya tidak semua wanita bekerja atas dasar keinginan sendiri. Seringkali karena tuntutan tanggung jawab dan ekonomi yang menjadi faktor terbesar untuk mereka bekerja.
Apalagi dengan kondisi di era modern ini yang membutuhkan banyak biaya untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Selain itu banyak sektor atau bidang yang memang membutuhkan peran dari wanita dan sesuai dengan kodrat dari wanita, seperti di sektor pendidikan, kesehatan, dll.
Sebenarnya wanita yang aktif berkarir itu memberikan sumbangsih besar di sektor-sektor tertentu. Mereka memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan.
Wanita yang mengejar karir dapat memberikan kontribusi berharga di dunia profesional. Meningkatkan keberagaman, serta menginspirasi generasi muda.
Selain itu, kehadiran wanita dalam dunia kerja juga dapat membantu mengubah persepsi mengenai peran gender dan membuka pintu bagi kesetaraan.
Jika kita melihat dari sisi sejarah umat islam sendiri. Salah satu sosok wanita yang sukses dalam berkarir adalah Siti Khadijah R.A yang merupakan istri pertama dari Rasulullah.
Ia merupakan pengusaha sukses di Makkah, mengelola bisnis perdagangan.
Keberhasilan beliau dalam dunia bisnis membuktikan bahwa wanita dalam Islam dapat mencapai prestasi tertinggi dalam dunia karir.
Selain itu ada Aisyah binti Abu Bakar istri ketiga dari Rasul. Ia terkena dengan kecerdasannya, memiliki pengetahuan mendalam tentang ajaran islam.
Ia menjadi inspirasi bagi wanita dalam bidang pendidikan dan kepemimpinan.
Dari sini kita bisa mengubah cara pandang kita terhadap wanita. Bukan memandang wanita sebagai mahkluk yang lemah lagi, karena semua itu tidak terbukti dan terpatahkan oleh realita yang terjadi di masyarakat.
Banyak gerakan-gerakan yang di gagas oleh kaum wanita. Wanita juga penyumbang besar dalam aspek kehidupan.
Pandangan mengenai wanita yang seharusnya tetap berada di dalam rumah dan mengurus kepentingan keluarga, ini bukan hal yang keliru.
Rasul memang mengajarkan dan menganjurkan seorang wanita untuk tetap berada di dalam rumah. Karena memang agama Islam sangat menjaga seorang wanita.
Kata 'menganjurkan' bukan berarti sebuah larangan. Menjadi wanita karir yang sukses itu juga pencapaian yang bagus.
Hari Ibu ke- 95 Tahun 2023, Perempuan dalam Pembangunan Indonesia
Kehadiran wanita di dunia kerja juga dapat mengubah persepsi mengenai peran gender dan membuka pintu bagi kesetaraan.
Selagi seorang wanita itu mampu mempertahankan karir tanpa melupakan tugas utama menjadi wanita, maka berkarir bukan hal yang buruk.*** (Penulis : Nurul Taufiqi Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Referensi:
Perempuan-Perempuan Pekerja dalam Kajian Hadts. (2021, Juli 12). Retrieved Desember 27, 2023, from nuonline: https://islam.nu.or.id/ilmu-hadits/perempuan-perempuan-pekerja-dalam-kajian-hadits-tOBSN?_gl=1*kmr2zd*_ga*V0IyMGVPQlBVVUZrcGNJd1lKSmJ6dzZEYmE1Z3ZHZU9kLXNnSFVMRTVrX05kX0FyQ3VPd1pnT1hyZ3Q4SDNyTA..
Arrahmah, S. (2022, 11 14). Ning Imaz Sebut Wanita Karir sebagai Pemberani. Retrieved 12 27, 2023, from nuoline: https://www.nu.or.id/nasional/ning-imaz-sebut-wanita-karier-sebagai-pemberani-i5jk2
Muftisany, H. (2021). Pandangan Islam Soal Wanita Karir. CV.INTERA.