Terjebak Harimau Siluman (Bagian Kedua)
Terjebak harimau siluman (Bagian Kedua) - Suryadi menggeleng-geleng perlahan. Percuma bertanya tapi tak ada sahutan. Guru paruh baya itu mematikan nyala lampu penerangan di telepon selulernya. Ruangan kantor seukuran ruang kelas itu kembali jadi gelap. Sementara di luar hujan deras masih berlangsung.
Cahaya kilat sesekali terlihat menerobos melalui kaca jendela. Seiring dengan itu bunyi gelegar petir seakan menggetarkan bangunan sekolah itu.
Suryadi membalikkan tubuh. Dalam kegelapan ia bermaksud kembali ke matras tempat istirahatnya di sisi kiri tembok ruang kantor guru.
Sebenarnya dari tadi tanpa disadari Suryadi, seekor makhluk belang sedang mengintai dirinya. Harimau yang telah menjatuhkan lawannya tadi meringkuk dari sisi langit-langit kamar yang bolong karena jebol.
Matanya sangat tajam mengawasi pergerakan Suryadi di tengah gelapnya ruangan.
Tiba-tiba makhluk itu melompat sebelum Suryadi sampai kembali di matras yang ada di sisi kiri dinding ruangan kantor.
Lompatannya tepat sasaran, persis jatuh di punggung Suryadi. Kedua kaki depannya masing-masing bergantung pada kedua bahu Suryadi.
Ternyata pria incaran harimau ganas itu tidak langsung tumbang. Bobot tubuh harimau tidak lebih berat dari bobot dan kekuatan Suryadi.
Namun akhirnya guru olahraga itu tumbang juga ke lantai dengan posisi tengkurap. Pria itu tak sadarkan diri.
Makhluk yang ditakuti manusia itu telah menggigit tengkuknya. Dua taringnya telah mengepit dan mencekam tengkuk Suryadi.
Gigitan dua taring harimau itu bukan sembarang gigitan. Bekas jejak taring di tengkuk Suryadi tidak mengeluarkan darah.
Pria guru paruh baya itu tidak sadarkan diri sampai pagi.
***
Pagi Minggu itu suasana terlihat sepi. Tidak ada guru maupun siswa yang datang. Keadaan itu dapat dimaklumi karena hari itu libur.
Sementara di ruangan kantor guru terlihat berantakan. Cahaya mentari pagi menerobos masuk ke dalam ruangan.
Ada potongan triplek yang runtuh dan menyebabkan langit-langit kamar jadi bolong. Di sisi kiri ruangan, tak jauh dari susunan matras, terlihat Suryadi tergeletak dengan posisi tengkurap. Ia tak sadarkan diri sejak tadi malam.
Tiba-tiba tubuhnya bergerak. Suryadi menyeringai. Ia mengangkat kepala dalam posisi masih tengkurap. Ia ingin bangkit tetapi tak sanggup mengangkat tubuhnya.
Kembali ia berusaha untuk bangkit namun hanya sampai posisi berlutut. Kedua tangannya bertumpu pada lantai. Wajah Suryadi mulai terlihat aneh, mirip harimau. Apalagi ketika ia menggerakkan kepala ke kanan dan kekiri secara perlahan.
Tiba-tiba Suryadi merasa ada perubahan pada dirinya. Kepalanya terasa pusing. Ia mengembangkan rahangnya yang sudah mulai kaku. Saat itu suara Suryadi sudah mulai berubah.
Sementara itu di kedua ujung jarinya mulai tumbuh kuku seperti kuku harimau. Kemudian kedua punggung tangan mulai ditumbuhi bulu-bulu berwarna belang.
Dalam hitungan menit manusia itu sudah menjelma menjadi seekor harimau. Harimau itu sempat melihat dirinya pada cermin yang tergantung di dinding.
Sesaat kemudian harimau itu nampak gelisah. Mondar-mandir di sisi ruangan kantor untuk mencari jalan keluar. Ia tak mungkin terus berada di dalam ruangan kantor itu.
Satu-satunya habitat harimau hanyalah di hutan belantara. Oleh sebab itu ia harus meninggalkan tempat ini.
Tiba-tiba harimau itu nekad mendobrak pintu kantor sampai terbuka. Di sudut pintu ia nampak terdiam mengamati area di sekitarnya.
"Aku sudah harus sampai ke hutan yang terdekat sebelum orang-orang melihatku di siang hari ini..."
Dirasa aman kemudian melangkah di teras kantor dengan merapatkan tubuh ke sepanjang dinding. Sampai di ujung kantor ia membelok ke belakang, menuju semak belukar di belakang kantor sekolah.
Simak juga : Terjebak Harimau Siluman (Bagian Kesatu)
Ternyata pagar yang mengelilingi sekolah bagian belakang cukup tinggi. Ia mencari posisi pagar yang agak rendah dan melompat untuk mengamankan diri sampai ke hutan terdekat.*** (Bersambung...)