KPN SMP Negeri Tigo Jangko Kunjungi Nagari Sungai Jambu

KPN smp negeri tigo jangko kunjungi nagari sungai jambu - Sungai Jambu Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu yang terkena musibah banjir bandang musibah banjir bandang (Galodo) beberapa waktu lalu. Nagari ini berada di lereng Gunung Merapi (lebih kurang 700 MDPL). Dalam tambo Minangkabau nagari ini menjadi nagari tertua di Minangkabau disamping Nagari Pariangan. Sawah Gadang Satampang Baniah, Galundi Baselo dan Batu Sajamba Makan merupakan bukti sejarah yang terdapat di nagari Sungai Jambang.

Penyerahan logistik di Jorong Sungai Jambu (dok.smpn2lb/ Matrapendidikan.id)

Namun perhatian masyarakat saat ini terfokus pada banjir lahar dingin (galodo) yang menimpa nagari ini yang cukup parah pada Sabtu, 11 Mei lalu. Kini di sepanjang jalur banjir lahar dingin kita hanya melihat material batu kecil dan besar sejauh mata memandang.

Material batu besar dari banjir lahar dingin(dok.smpn2lb/ Matrapendidikan.id)

Sehubungan dengan itu Anggota KPN SMP Negeri Tigo Jangko Lintau Buo juga ikut mengunjungi dan memberikan bantuan logistik terhadap masyarakat yang terdampak banjir lahar dingin tersebut.

Bangunan madratsah terdampak banjir bandang di Sungai Jambu (dok. smpn2lb/ Matrapendidikan.id)

Rombongan berangkat dari markas KPN di SMPN 2 Lintau Buo menuju Posko Utama Peduli Banjir di gedung Indojolito Batusangkar dipimpin ketua KPN Ropi'u SPd dan diterima oleh Kabid PP dan PA Dinas Sosial Kabupaten Tanah Datar Suci Andriani SPd.

Dari Indojolito rombongan menuju lokasi melalui Nagari Parambahan dalam cuaca sedang. Sasaran utama adalah Posko Sungai Jambu, jorong terparah terdampak bencana galodo.


Penyerahan sertifikat peduli bencana galodo (dok.smpn2lb/ Matrapendidikan.id)

Kemudian turun kembali ke bawah dan singgah di lokasi lain di MTsN 7 Tanah Datar. Madrasah ini adalah salah satu yang terkena banjir lahar dingin karena berada di jalur yang dilewati banjir lahar dingin.

Kondisi madrasah ini terlihat cukup parah. Bangunan yang tersisa saat ini adalah ruang belajar kelas 7 dan ruang guru namun tidak bisa ditempati karena terdapat tumpukan material lumpur.

Sementara  ruangan lain seperti ruang belajar kelas 9, ruang kepala sekolah dan TU serta bangunan mushalla As Salam dan laboratoriumm IPA terbawa hanyut oleh banjir lahar dingin. Proses belajar di gedung ini dihentikan untuk sementara.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel