Khutbah Shalat Idul Adha 1445 H : Keteladanan Nabi Ibrahim As dalam Mendidik Anak
Khutbah shalat idul adha 1445 h : Keteladanan nabi ibrahim as dalam mendidik anak - Ustadz Ali Nasuha MPd menjadi Imam dan Khatib Shalat Idul Adha 1445 H di Masjid Nurul Iman Nagari Tigo Jangko, Senin (17/06/24). Dosen STIT YPI Payakumbuh itu mengangkat tema khutbah Keteladanan Nabi Ibrahim As dalam mendidik anak. Nabi Ibrahim As telah mendidik anak menjadi anak yang shaleh, taat kepada Allah SWT dan patuh kepada orangtua.
Sementara itu Pengurus Masjid Nurul Iman Tigo Jangko Lintau Buo Arlis Anwar SPd menginformasikan perihal kurban.
"Jumlah hewan kurban sebanyak enam ekor sapi dan insyaallah dilaksanakan Rabu esok. Semoga Allah SWT menerima amalan kurban para jamaah dan meningkat ketakwaannya," ujar Arlis Anwar SPd.
Kepatuhan dan ketaatan Nabi Ismail As
Khatib melandasi khutbah dengan QS Ash-Shaffat (102) yang artinya :
Maka tatkala anak itu sampai pada umurnya berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih mu. Maka Pikirkanlah apa pendapatmu. Ia menjawab, "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya allah kamu akan mendapati ku termasuk orang-orang yang sabar,"
Nabi Ibrahim As sudah lama mendambakan anak yang shaleh. Dan, ketika Ismail sudah cukup umur Nabi Ibrahim As mendapat ujian keimanan untuk melaksanakan perintah berkurban. Pada awalnya Nabi Ibrahim menjadi bimbang sehingga ia meminta pendapat anaknya. Ternyata anaknya Ismail memang seorang anak yang patuh pada orangtua dan taat kepada Allah SWT.
Nabi Ibrahim As dalam mendidik anak memiliki perhatian penuh terhadap anak meskipun dalam keadaan sibuk berdakwah. Pertumbuhan dan perkembangan anak perlu mendapat perhatian kedua orangtua.
Selain itu Nabi Ibrahim As juga memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak dan istrinya. Makanan dan minuman yang halalan toyyiba (halal dan baik) juga menentukan sifat dan karakter anak. Hal ini akan menyebabkan anak patuh pada orangtua dan taat kepada Allah SWT.
Sampai puncaknya, setelah Ismail As dewasa, apa yang sudah diperbuat oleh Nabi Ibrahim As akan diuji oleh Allah SWT. Nabi Ibrahim As kembali mendapat ujian dengan menyembelih Ismail As melalui mimpinya.
Mimpi bagi para Nabi adalah wahyu dan oleh sebab itu Nabi Ibrahim As memusyawarahkan dengan anaknya perihal wahyu terebut. Ketaatan kepada Allah SWT ayah dan anak akhirnya dapat dilaksanakan.
Allah SWT menunjukkan kuasanya, Malaikat Jibril menahan tangan Ibrahim As yang memegang parang dan sudah mendekati leher Ismail dan menggantinya dengan seekor kibas jantan.
Sejarah berkurban pada zaman Nabi Ibrahim As pada hakikatnya menjadi teladan bagi umat muslim pada masa selanjutnya terutama sekali dalam pendidikan anak. Berkurban artinya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Yang sampai kepada Allah SWT adalah nilai takwanya bukan daging, darah atau pun bulu hewan kurban.***