A New Child : Meningkatkan External Support kepada Anak yang Sempat Putus Sekolah Guna Menumbuhkan Self Resilience
Tim a new child: Meningkatkan external support kepada anak yang sempat putus sekolah guna menumbuhkan self resilience -Program A New Child disusun oleh tim Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat IPB University menghadirkan inovasi berupa “Penguatan Inner Strength, External Support dan Problem Solving pada Anak Sempat Putus Sekolah guna Menumbuhkan Self-Resilience”.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 April 2024 sampai dengan 21 Juli 2024 dengan mitra Yayasan Rumah Visioner, Bogor.
Tim diketuai Rohimatul Janah dan beranggotakan Eca Kartika Riyadi, Putri Rachma, Gresia Dwi Cahyani Hutauruk serta Muhammad Irsyad Al Debaran ini telah membuat suatu terobosan pengajaran bagi anak-anak yang sempat putus sekolah.
Program yang diberi nama A New Child ini merupakan salah satu program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk menumbuhkan self resilience anak sempat putus sekolah dengan menggunakan metode Grotberg yaitu I Am (Building Inner Strength), I Have (Strengthen External Support) dan I Can (Problem Solving and Creativity).
Mari kita fokus ke program yang kedua yaitu I Have. I Have adalah sumber resiliensi yang berhubungan dengan motivasi dan dukungan sosial yang diperoleh dari eksternal.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan saat program I Have (Strengthen External Support) dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu precious memories kegiatan merangkai poto ke figura, berupa poto orang tersayang yang menjadi sumber motivasi dan ingin dibahagiakan, serta role model yang menjadi inspirasi untuk mencapai impiannya, setelah itu mereka bercerita di dalam kelompok inspire circle-nya masing-masing tentang precious memories-nya, inspire circle ialah lingkungan positif berbentuk kelompok yang merupakan wadah untuk mengekspresikan dirinya secara lebih terbuka.
Berlanjut pada kegiatan anonymous support system, sebuah kesempatan yang diberikan untuk menyemangati satu sama lain melalui media kertas secara anonim.
Terakhir journaling untuk menentukan cita-cita dan alasan memilih cita-cita. Bentuk dari kegiatan tersebut berupa sharing, support, perencanaan dan creativity.
Janah dan timnya berharap bahwa program ini dapat menjadi program yang bermanfaat dan bisa menumbuhkan self resilience anak sempat putus sekolah untuk dapat beradaptasi kembali di lingkungan sekolahnya serta berjuang mencapai impian.
Jadi mereka lebih mengenal diri sendiri dan mengetahui siapa sebenarnya orang yang ingin dibahagiakan dan dapat menjadi sumber motivasinya.
Disisi lain, mereka juga mengetahui siapa role model yang dapat menginspirasi dan menjadi teladan untuk mereka contoh dalam proses menggapai impiannya.
Semoga kelompok inspire circle ini dapat menjadi lingkungan positif yang saling mensupport dan memicu untuk membuat satu sama lain berkembang dengan lebih baik lagi. Berikut testimoni peserta :
“Sekarang setelah mengikuti program I Have aku menjadi lebih yakin dan termotivasi bahwa aku bisa meraih cita cita apa yang aku inginkan dan bawah aku akan membuktikan bisa sukses” -Esa
A New Child : Kuatkan Diri, Wujudkan Mimpi.***(Putri Rachma)