Terjebak harimau siluman (Bagian Terakhir) – Marwati menyadari ada sesuatu kejanggalan yang terjadi. Setelah menunggu beberapa waktu, Suryadi belum juga kembali. Marwati jadi penasaran.
Ngapain Bang Suryadi di dapur? Kok, belum juga kembali? Marwati semakin penasaran dan ia pun menyusulnya ke dapur. Suasana di dapur terasa sunyi. Tidak ada tanda-tanda ada orang di ruang masak itu.
“Abang…, kamu dimana…?”
Tidak ada sahutan.
Marwati mencoba memeriksa ke
kamar mandi. Tidak ditemukan siapa-siapa. Begitu pula ke kamar kecil. Semuanya
nihil. Marwati ingin melihat ke luar dapur namun pintu dapur tertutup dan
terkunci kecuali pintu dapur yang terbuka.
Suasana sunyi membuat Marwati tiba-tiba ketakutan. Ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres telah terjadi pada diri Abang Suryadi. Marwati segera bergegas meninggalkan rumah dan kembali ke pasar menjumpai ibunya.
Marwati mengadukan hal
ini kepada ibunya.
“Apa…?” Mata Amai Siti
terbelalak. Marwati membisikkan sesuatu pada ibunya.
“Ibu, jangan kencang-kencang
nanti terdengar orang ramai…” Marwati mengingatkan. Amai Siti terlihat agak
panik mendengar kabar dari anaknya.
Sementara itu di sebuah tempat yang sunyi. Suryadi sedang berubah wujud menjadi seorang manusia. Di hadapannya, paman Sariaman berdiri. Sambil manggut-manggut ia berkata:
“Bagus… Kamu sekarang sudah menjadi manusia yang sempurna..`.”
“Sampai kapan saya hidup
harus seperti ini, paman…?” tukas Suryadi dengan nada tinggi.
Paman Sariaman justru tersenyum. Ia mulai merasakan ketidaksabaran keponakannya dalam menghadapi masalah wujudnya yang bisa berubah menjadi seekor harimau.
“Suryadi... Mulai hari ini kamu sudah
bebas dari jebakkan harimmau siluman…” jawab paman Sariaman pelan.
“Benarkah, paman?”
“Iya, benar.”
“Terima kasih, paman…”
Paman Sariaman menganguk.
Satu bulan kemudian, Suryadi
disuruh datang ke rumah paman Sariaman. Di rumah sudah ada paman Sariaman dan
istrinya Amai Siti. Sementara Marwati duduk di kursi tamu yang paling panjang.
“Sepertinya Suryadi sudah
datang, tuan…” seru Amai Siti perlahan setelah melongok ke arah halaman. Suryadi
terlihat melangkah memasuki pekarangan rumah.
“Assalamualaikum…”
“Waalaikum salam…” sahut
orang di dalam serentak.
“Silahkan masuk, nak
Suryadi," ujar Amai Siti.
“Iya, Amai…” balas Suryadi
dan mengambil tempat di samping Marwati.
Marwati minta izin ke dapur
untuk menyediakan minuman. Paman Sariaman dan Amai Siti terlihat berpandangan.
“Ada apa gerangan saya
dipanggil datang kesini, paman…” tanya Suryadi.
“Begini Suryadi… Kami ingin
mengambil kamu jadi menantu kami. Menikah dan menjadi suaminya Marwati. Apakah
kamu masih menolaknya…?”
Suryadi terdiam sejenak.
“Bagaimana dengan Marwati,
paman?”
“Ia akan menurut saja, Suryadi…”
“Saya bersedia paman…” cetus Suryadi yakin.
“Alhamdulillah…” Amai Siti merasa lega.
Marwati muncul membawa minuman.
"Apa yang sudah kalian bicarakan tadi...?" tanya Marwati penasaran.
"Nanti kamu akan tahu, nak..." jawab Amai Siti.
Dua minggu kemudian Suryadi dan Marwati menikah. Kenduri pun berlangsung secara sederhana. Suryadi dan Marwati terlihat bahagia. Begitupun paman Sariaman dan Amai Siti. Merasa senang sudah dapat menjadi perantara jodoh antara anak bako dan anak pisang itu.*** (Tamat)
Catatan: Cerita Bersambung (Cerbung) yang Anda baca ini adalah "Terjebak Harimau Siluman" Bagian Kesembilan dan sekaligus menjadi bagian terakhir.
Anda bisa menyimak kembali Cerbung bagian sebelumnya karena setiap bagiannya kami sisipkan link ke bagian sebelumnya, mulai Terjebak Harimau Siluman Bagian Pertama yang diterbitkan pada tanggal 23 Mei 2024.